Untuk Cegah Pencemaran Sungai Citarum, Dewan Asep Arwin Kotsara Suarakan Solusinya ke DLH Jawa Barat

Antar Daerah057 views

Bekasi, Inionline.id – Pasca tercemarnya sungai Cimeta oleh limbah berwarna merah, anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Asep Arwin Kotsara terus memantau perkembangannya.

Walau Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat telah menyatakan limbah merah yang mencemari anak sungai Citarum ini tidak berbahaya, namun tetap saja langkah antisipatif menurut Asep Arwin harus tetap dilakukan oleh Pemprov Jabar.

‘Jadi kemarin ketika kami (Komisi IV) RPJMD disampaikan masalah sungai yang tercemar warna merah tersebut oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, jadi sudah di follow up ke industri yang membuang limbah tersebut,” ujarnya.

Pasca aksi tersebut, Asep Arwin inginkan agar penjagaan sungai Citarum bersama TNI-Polri terus dilanjutkan.

“Kalau tidak salah program Citarum Harum itu 2027 habis, sementara ini masih memakai aparat untuk menjaga, jadi bagaimana misalnya saya sampaikan agar program Citarum Harum ini meskipun tidak di backup oleh TNI tetap bisa berjalan,” tukasnya.

Sisi edukasi dinas menurut Asep Arwin juga menjadi kelemahan Pemprov, apalagi hal ini dinilai cukup krusial oleh legislator Kota Bekasi-Depok ini.

“Saya sampaikan ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup, sehebat-hebatnya kita, sebanyak-banyaknya kita punya anggaran, kalau edukasi masyarakatnya masih lemah, jangan harap lingkungan di Jawa Barat ini jadi lebih baik, edukasi ini masalah yang sangat krusial sekali, masalah lingkungan ini tidak hanya OPD Dinas Lingkungan Hidup saja, maka banyak OPD-OPD terkait seperti misalnya sumber daya air, kehutanan, pertanian dan lainnya,” katanya kepada Wak media disela giat resesnya.

Dirinya pun telah mengusulkan harus ada koordinator dalam bentuk kementrian. Kemenko tersebut harus ada karena permasalahan sungai dinilai sangat kompleks.

“Saya issuekan seperti itu, agar masalah pencemaran air, belum lagi pencemaran aliran di perbatasan, itu sering jadi masalah ini daerah mana, kabupaten mana, kota mana itu menjadi masalah. Hal ini juga kita minta agar dibuatkan satu kebijakan terhadap daerah pebatasan aliran tersebut,” pungkasnya, Selasa (12/07/2022).