Dewan RI Fahmy Alaydroes Nyatakan Ada Darurat Kebohongan

Berita157 views

Jakarta, Inionline.id – Habib Riziq Syihab telah bebas (bersyarat). Semoga banyak hikmah dan pelajaran bagi beliau, dan kita semua. Komentar pertama beliau, negara dalan kondisi darurat kebohongan !. Pedas, dan sangat tajam, tapi sarat makna dan benar adanya. Terlalu banyak kabar dan berita hoax yang berseliweran, terlalu banyak juga pernyataan dan janji-janji palsu pejabat.

Kebohongan juga merajalela dikalangan sementara anak-anak muda sosialita yang pura-pura jadi orang kaya (flexing), tampil mewah dengan barang-barang sewaan.

Kebohongan juga melanda rumah tangga, pura-pura setia kepada pasangan, tapi selingkuh menjadi kebiasaan dan tanpa rasa berdosa. Hasil survei yang dirilis oleh Justdating menunjukkan bahwa 40 persen laki-laki dan perempuan di Indonesia mengaku pernah selingkuh dan mengkhianati pasangannya. Indonesia menempati urutan kedua di kawasan Asia, sebagai negara yg paling banyak terjadi perselingkuhan.

Kebohongan di kalangan pelajar mahasiswa juga marak terjadi. Berdasarkan data kajian, tindakan plagiat peserta didik di tingkat SD hingga SMA sangat masif. Bahkan angkanya mencapai 94 persen. (Indra Charismadji, pengamat Pendidikan). Dalam sebuah survei yang dilakukan menggunakan program Turnitin (salah satu program untuk mendeteksi tingkat plagiarisme) terhadap tugas yang diberikan kepada mahasiswa, ditemukan tingkat kemiripan yang tinggi (Kompas.com).

Kebohongan survey, kebohongan big data, kebohongan statistik juga menjadi sangat mengkhawatirkan. Seringkali kita mendengar hasil survey, ataupun klaim sepihak tentang suatu data, namun tak bersedia untuk dikonfirmasi atau diklarifikasi. Jadi hanya sebatas klaim sepihak yang disampaikan ke publik tanpa malu-malu. Jika ada lembaga survei yang menolak untuk diaudit, atau seorang pejabat mengklaim suatu kehendak rakyat berdasarkan big data yang dimiliki tidak bersedia membuka data yang dimaksud, itu menunjukkan tanda-tanda ketidak jujuran, alias bohong!

Perilaku bohong (flexing) juga melanda sebagian anak-anak muda yang ingin tampil dan dianggap ‘Sultan’. Mereka memaksakan diri dan bersengaja untuk tampil (pamer) layaknya sebagai orang kaya, dengan pakaian, kendaraan, rumah, dan selera makan yang palsu!. Mereka mematut-matut diri menghabiskan uang untuk menyewa barang-barang mewah dan layanan premium demi menunjukkan status atau kemampuan finansial.

Yang paling mengkhawatirkan adalah, bila perilaku bohong melanda para pejabat publik, para penegak hukum, penjaga keadilan. Serangkaian perilaku buruk yang melanda para penegak hukum nyata terjadi di negeri ini. Ketua Mahkamah Konstitusi, Hakim Konstitusi, Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Jaksa, Hakim Pengadilan Negeri, bahkan sekian banyak oknum polisi yang telah ditetapkan menjadi tersangka dan divonis bersalah karena berbuat dusta dan nista. Ketika tulisan ini diturunkan, publik juga sedang menyaksikan peristiwa pembunuhan seorang polisi (Brigadir Joshua) oleh oknum Polisi, yang sarat kejanggalan dan keanehan. Sungguh menjadi batu ujian bagi Kepolisian RI. Bila Tindakan mereka penuh rekayasa dan dusta, Runtuhlah negeri ini !.

Selamat tinggal revolusi mental, selamat datang revolusi akhlak !