Usai SBY Bertemu JK Demokrat Akui Koalisi dengan NasDem dan PKS Menguat

Politik257 views

Inionline.id – Seluruh partai politik saling bermanuver melakukan pertemuan-pertemuan untuk menjajaki koalisi menjelang Pemilu 2024. Hal itu juga dilakukan oleh Partai Demokrat, Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ketiga partai tersebut bahkan mengakui tengah melakukan komunikasi intens dan sepakat untuk bekerja sama di 2024 mendatang. Namun pertemuan antara Partai Demokrat dengan Partai NasDem dikabarkan ada dorongan kuat dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla (JK).

Sinyal dorongan SBY dan JK sebab saat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada Kamis (23/6), SBY dan JK juga melakukan pertemuan di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, komunikasi dan pertemuan antara SBY-JK memberikan pengaruh terhadap pertemuan Demokrat dengan NasDem dan PKS. Sebab menurut Kamhar, SBY-JK memiliki relasi dan hubungan baik lintas partai. Namun, perihal titik temu untuk membangun koalisi dengan NasDem dan PKS, Kamhar menyebut masih dalam proses pembicaraan.

“Koalisi ini sedang diikhtiarkan. Kita tentu berharap tak ada aral melintang,” kata Kamhar, saat dihubungi merdeka.com, Senin (27/6).

Akan tetapi, Kamhar tak menampik jika poros koalisi antara Partai NasDem dan PKS jika resmi terbentuk karena adanya kedua sosok tersebut yakni SBY dan JK.

“Tentunya ada pengaruh dari komunikasi Pak SBY dan Pak JK, namun setiap partai politik memiliki otonomi dan independensi. Semangat inilah yang dikedepankan dalam membangun komunikasi politik dan ikhtiar kerjasama agar terjalin hubungan yang setara,” ucapnya.

Kamhar melanjutkan bahwa saat ini Demokrat masih terus melakukan komunikasi intens dengan semua partai politik guna menjajaki koalisi menjelang Pemilu 2024.

“Dengan Ketum Parpol sendiri telah terealisasi antara lain dengan Golkar, PKS, PAN, PKB, PPP, PKP dan NasDem. Dengan PDIP pun juga sudah pernah kala itu Mas Ketum AHY bersama Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Mas Ibas dan Sekjen Partai Demokrat Bang Teuku Riefky Harsjah diterima oleh Ibu Puan Maharani Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR-RI,” ungkapnya.

Namun, Kamhar mengaku jika Demokrat tidak akan terburu-buru untuk menentukan arah koalisinya di 2024 mendatang. “Kita tak ingin terburu-buru, namun kita menikmati dan optimis dengan proses yang berjalan,” imbuhnya.

AHY Ketemu Surya Paloh, SBY dan JK Bahas Masa Depan RI di Cikeas

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK), Kamis (13/6). Pertemuan dilakukan di kediaman pribadi SBY, Cikeas, Bogor pagi tadi.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Ossy Dermawan mengatakan, pertemuan berlangsung pukul 09.45 WIB.

“Pertemuan di antara dua sahabat tersebut berlangsung dalam suasana yang penuh keakraban, sambil mengenang kebersamaan masa lalu ketika sedang mengemban amanah rakyat,” kata Ossy dalam pesan singkatnya.

Ossy mengungkapkan, dalam pertemuan dilakukan tukar menukar pikiran dan pandangan menyangkut masa depan bangsa dan negara.

“Meskipun keduanya tidak lagi aktif dalam kegiatan politik sehari-hari. Namun masih terpanggil untuk ikut memikirkan jalan menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera,” jelas dia.

Sementara di tempat berbeda, putra SBY, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah melakukan pertemuan dengan Ketum NasDem Surya Paloh di Gondangdia, Jakarta. Diketahui, Surya Paloh dan JK juga merupakan kawan akrab.

Pertemuan SBY-JK dan AHY-Paloh Dinilai Sinyal Persiapan Kalahkan PDIP

Pengamat Politik Adi Prayinto menilai pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas, Bogor demi kepentingan pemilu 2024. Adi menduga, pertemuan dua tokoh tersebut untuk menyatukan visi yakni mengalahkan PDI Perjuangan.

Adi mengatakan, semakin kuatnya sinyal tersebut karena pertemuan antara SBY dengan JK bersamaan dengan pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

“Kenapa saya sebut untuk kepentingan 2024. Pertama, NasDem menominasikan Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan itu pilihan paling realitas untuk NasDem. Karena kalau Ganjar pasti bentrok dengan PDIP. Kalau Andika Perkasa pasti diprotes publik sebagai jenderal aktif yang tak boleh berpolitik. Maka pilihan rasional adalah Anies,” kata Adi Prayitno, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (24/6).

Menurutnya, bila NasDem mengusung Anies sebagai capres, maka Demokrat pasti akan tertarik untuk bergabung. Adi menyakini hal itu sudah dipastikan bahwa poros tersebut mampu mengalahkan PDI Perjuangan.

“ketika Anies (diusung) maka Demokrat tertarik bergabung, kenapa? tentu kepentingannya sama ingin mengalahkan dominasi PDIP yang dua periode memenangkan pertarungan,” ucapnya.

“Artinya ketika NasDem mengusung nama seperti Anies secara tidak langsung kan ingin bikin front terbuka dengan PDIP. Bahkan dengan pemerintah,” sambung Adi Prayitno.

Sebab, jika pertemuan SBY-JK hanya romantisme sahabat lama, maka tidak perlu bertemu langsung di kediaman SBY.

“Dalam konteks itulah JK adalah mentor utamanya Anies Baswedan karena momen pertemuan dengan SBY dan JK bersamaan dengan pertemuan AHY NasDem itulah yang semakin menebalkan bahwa JK dan SBY pasti bicara tentang Demokrat bergabung dengan NasDem,” paparnya.

“Dan tentu saja mengusung Anies Baswedan dan sangat mungkin AHY disodorkan sebagai cawapresnya,” tambah Adi Prayitno.