Kemenkes Pastikan Belum Ada Usia Dewasa yang Mengidap Hepatitis Misterius

Berita057 views

Inionline.id – Kementerian Kesehatan memastikan belum ada pasien 18 tahun ke atas yang diduga terpapar hepatitis misterius di Indonesia. Sejauh ini baru menyasar anak hingga remaja.

Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut sejauh ini ada 18 kasus suspek hepatitis misterius.

“Dari 18 kasus yang kita curigai hepatitis akut. Ada 9 kasus dia pending klasifikasi karena hasil uji laboratorium sudah keluar,” kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (12/5).

Sebelumnya sempat ada dua kasus yang diidap pasien berusia di atas 20 tahun. Namun setelah diperiksa di laboratorium, para pasien bukan terjangkit hepatitis misterius yang dimaksud.

“Ada yang karena hasil pemeriksaan dia hepatitis A, B, DBD dan typoid, dua orang yang usia 20 tahun masuk kategori itu. Sehingga belum ada usia dewasa pada kasus yang dicurigai hepatitis akut di Indonesia ya,” imbuhnya.

Nadia tidak menutup kemungkinan hepatitis misterius menyasar usia dewasa. Namun, hingga saat ini, dia memastikan belum ada orang dewasa yang terjangkit penyakit tersebut.

Sejauh ini Badan Kesehatan Dunia juga telah mengkategorikan tiga status dalam hepatitis akut misterius.

Pertama, kasus konfirmasi dengan ketentuan seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A, B, C, D, E) dengan aspartat transaminase (AST) atau Alanine transaminase (ALT) lebih dari 500 U/L, berusia 10 tahun ke bawah, sejak 1 Januari 2022.

Kedua, status probable, bagi mereka yang terpapar hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) dengan AST atau ALT lebih dari 500 U/L, berusia 11-16 tahun, sejak 1 Januari 2022.

Ketiga, Epi-linked. Yakni seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) segala usia yang merupakan kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi sejak 1 Januari 2022.

“Kalau di atas 20 tahun kriterianya Epi-linked ya, usia berapapun yang dia punya kontak erat. Jadi tidak terlalu jadi masalah yang diwaspadai who. Karena yang diwaspadai WHO yang probable kasus,” jelas Nadia.

Nadia mengatakan saat ini sudah ada 7 pasien yang meninggal dunia diduga akibat terpapar hepatitis akut di Indonesia.

Jika dirinci, ada 4 pasien yang meninggal dunia di Jakarta. Lalu masing-masing 1 pasien wafat di Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Timur.

Tiga kasus kematian di DKI Jakarta dilaporkan dalam kondisi stadium lanjut ketika sampai di Rumah Sakit. Ketiga pasien anak tersebut masing-masing berusia 2 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun. Satu kasus kematian tambahan terjadi pada anak berusia 10 tahun.

Kasus kematian yang dilaporkan di Kabupaten Tulungagung terjadi pada anak berusia 7 tahun. Adapun untuk kasus kematian yang dilaporkan di Solok terjadi pada bayi berusia 2 bulan. Sementara di Kalimantan Timur terjadi pada anak berusia 7 tahun.

Baru-baru ini dilaporkan kasus kematian anak berusia tujuh tahun di Medan, Sumatera Utara. Pasien tersebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.