Dewan Jabar M Ichsan Nilai Program Energi Baru Terbarukan Jawa Barat Masih Sebatas Seremonial Saja

Antar Daerah057 views

Bandung, Inionline.id – Langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait Energi Baru Terbarukan (EBT) nampaknya mendapat kritikan dari anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Mochamad Ichsan Maoluddin atau yang akrab disapa M Ichsan ini.

Belakangan dalam sepekan terakhir ini Ridwan Kamil melakukan pergerakan terkait EBT yaitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menggandeng perusahaan turbin angin terbesar di dunia asal Denmark yaitu Vestas Wind System yang digadang-gadang akan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 400 MW di tahap satunya.

Kemudian setelahnya Ridwan Kamil telah bertemu dengan Duta Besar Inggris Owen Jenkins di Jakarta dimana salah satu agendanya adalah membahas tentang EBT.

Bahkan rencananya Ridwan Kamil akan mengunjungi Inggris sebagai upaya komunikasi langsung dengan para pihak yang telah bekerjasama.

Menanggapi hal ini, M Ichsan justru menilai berdasarkan pada fakta di lapangan bahwa program-program Pemprov Jabar terkait EBT ini masih sebatas seremonial belaka.

M Ichsan justru menilai keberpihakan Gubernur Ridwan Kamil terhadap EBT ini masih sangat kurang, hal tersebut tercermin dari penganggaran bagi Dinas ESDM Jawa Barat yang bertanggung jawab terhadap EBT dimana tahun 2022 ini pagu anggarannya bernasib nasakom alias nasib satu koma sekian miliar saja.

“Selain listrik memang juga sudah sempat dibicarakan dengan ESDM akan adanya pembangkit listrik tenaga angin atau bayu, ketika itu betul serius, tentunya kita sangat support sekali terhadap rencana tersebut hanya kita masih mempertanyakan di Dinas ESDM sendiri itu adalah dinas yang paling rendah pagu anggarannya,” tutur M Ichsan, Senin (18/04/2022).

Belum lagi penganggaran di Dinas ESDM tahun ini sifatnya hanya indoor saja alias sebatas webinar dan belum spesifik kepada pengaplikasian Jawa Barat terhadap Energi Baru Terbarukan.

“Sementara yang kita (Komisi IV) inginkan itu bagaimana jadi seperti wacana energi baru terbarukan di pabrikasi, sekarang hanya sebatas webinar belum menukik langsung ke aplikasinya, maka dari itu kita agak sanksi karena bagaimanapun itu disalah satu dampaknya walaupun tidak selalu melulu anggaran-anggaran tapi riset dan sebagaimananya memerlukan pagu anggaran yang cukup walaupun memang harus kolaborasi dengan pihak eksternal bisa dengan Inggris, dan Eropa,” ujarnya.

Mobil listrik yang pernah Ridwan Kamil demokan juga hingga hari ini M Ichsan menilai baru demo di awal saja namun belum ada aksi lanjutannya terhadap seremonial demo tersebut.

“Ada percontohan minimal itu lebih baik, jadi tidak hanya wacana dan kemudian contoh tapi belum menjelma, misalnya di instansi di Dinas ESDM Jawa Barat sendiri itu sudah perangkat kerjanya ada yang menggunakan EBT misalnya walaupun mungkin prosentasenya 50-60 tapi kelihatan progresnya, inikan kemarin hanya demo didepan kantor Gubernur dan Dinas ESDM setelah itu tidak ada lagi beritanya,” ungkap M Ichsan.

Dirinya berharap dan menunggu bahwa Ridwan Kamil bersama jajarannya segera memperlihatkan program dan aksi nyata di Jawa Barat terkait perwujudan dari Energi Baru Terbarukan itu sendiri.