Saran Ketua Umum PBNU agar PPP Bangkit: Menawarkan Masa Depan, Bukan Masa Lalu

Politik057 views

Inionline.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bangkit dan membangun peradaban masa depan yang mempersatukan masyarakat Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, pada peringatanHaul ke-5 kyai Hasyim Muzadi sekaligus menjadi puncak acara Hari Lahir (Harlah) PPP ke-49 di Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Minggu (27/3).

“Saya berharap PPP ini sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk membangun peradaban masa depan,” kata dia. Seperti dilansir Antara.

Dia berharap PPP bisa menjadi elemen strategis yang menjadi senyawa dan energi bangsa Indonesia untuk membangun peradaban masa depan yang damai bagi seluruh umat manusia.

Dia memberi saran jika PPP ingin mendapatkan konstituen yang saat ini didominasi generasi milenial. Tidak mungkin jika hanya menawarkan sejarah dan masa lalu partai. Namun, PPP harus bisa menawarkan masa depan kepada generasi itu.

“Mereka (generasi milenial) tidak punya hubungan sama sekali dengan masa lalu. Jadi yang masuk akal, yang rasional dan strategis, adalah dengan menawarkan masa depan,” katanya.

Dia menambahkan, untuk membangun peradaban masa depan tersebut, juga dibutuhkan sosok pimpinan yang memiliki dua karakter utama. Dua karakter utama seorang pemimpin untuk membangun masa depan Indonesia itu adalah luwes dan ulet.

“Saya yakin PPP mampu, punya potensi untuk itu, karena ketua umumnya Pak Suharso. Beliau luwes dan ulet,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan milik masyarakat Indonesia dan tidak hanya milik satu partai tertentu. PBNU mendukung penuh PPP untuk membangun masa depan Indonesia yang mempersatukan bangsa.

“Kalau tadi dikatakan bahwa NU ini milik semua orang, itu adalah realita. Memang milik semua orang. Dan NU ingin mengajak semua orang, untuk bersatu bersama-sama membangun masa depan,” ujarnya.

PPP didirikan pada 5 Januari 1973 yang merupakan hasil penggabungan empat partai berbasis Islam, yakni Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Islam Perti.

PPP dipelopori KH Idham Chalid, H Mohammad Syafaat Mintaredja, H Anwar Tjokroaminoto, H Rusli Halil, dan H Mayskur. Dengan bergabungnya partai-partai besar berbasis Islam tersebut, PPP memproklamirkan diri sebagai Rumah Besar Umat Islam.