Jelang Juanda Dibuka untuk Penerbangan Internasional Ini Persiapan Satgas

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Bandara Juanda akan menerima Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dalam waktu dekat. Untuk mengawasi proses karantina hingga mencegah penyebaran mutasi COVID-19 varian omicron, aplikasi Monitoring Karantina Presisi di-launching.

Selain launching, hari ini juga digelar rapat virtual terkait kesiapan Satgas hingga Bandara Juanda. Secara virtual, rapat ini dipimpin Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dihadiri Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perekonomian Airlangga Hartanto.

Lalu, hadir secara langsung di Terminal 2 Juanda Surabaya, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Danpuspenerbal Laksamana Muda TNI Edwin, Kabinda Jatim Marsma TNI Rudy Iskandar, Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan, Sekda Prov Jatim Heru Tjahjono hingga stakeholder yang terkait.

Di kesempatan ini, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan pada Menkes RI secara virtual terkait kesiapan Jawa Timur dalam mengelola kedatangan PPLN yang akan dibuka di T2 bandara Juanda.

Nico mengatakan sudah dibentuk Satgas penanganan PPLN. Antara lain, satgas bandara, satgas transportasi, satgas akomodasi, satgas kesehatan, dan satgas administrasi.

“Terkait dengan hal itu, maka akan dibagi mulai dari kedatangan, kemudian pengecekan paspor, kemudian pengecekan barang-barang oleh bea cukai, pengecekan kesehatan dilaksanakan di tempat langsung, lalu dilaksanakan tes PCR dan hasilnya ditunggu di sini,” papar Nico di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya yang berlokasi di Sidoarjo, Kamis (6/1/2021).

Usai PPLN dinyatakan negatif, baru bisa menjalani karantina. Nico menyebut ada 18 hotel yang disiapkan untuk karantina para PPLN.

“Setelah aman baru dibawa ke tempat-tempat yang sudah disiapkan. Misalkan asrama haji dan hotel-hotel yang sudah disiapkan ada, 18 hotel. Total yang sudah disiapkan ada 3.200 tempat tidur, dan satu kamar berisi dua orang, untuk mengantisipasi penyebaran virus Omicron,” imbuh Nico.

Selain itu, Nico menyebut pihaknya akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi satu sama lain. Sehingga, masing-masing satgas yang ada di tempat karantina maupun yang di posko dapat berkomunikasi dengan baik.

“Kami juga atas persetujuan dari pemerintah daerah, telah dibuatkan wi-fi, sehingga mereka nanti dalam melaksanakan karantina tidak bosan. Bisa mengakses informasi, bisa nonton TV,” ujarnya.

Di kesempatan ini, Nico berharap para PPLN hingga Pekerja Migran Indonesia (PMI) dapat mematuhi aturan ini. Dia menyebut pengetatan ini semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

“Harapan kami, ayo pelaku-pelaku perjalanan luar negeri, maupun PMI di antaranya, patuh terhadap aturan-aturan ini, kita semua bekerja sama dengan baik. Harapannya Jawa Timur dengan adanya kerja sama yang baik, patuh terhadap aturan, bisa kita hadapi bersama mengantisipasi penyebaran virus yang baru ini,” tambahnya.

Hingga kini, Nico menambahkan pihaknya belum menemui kendala yang berarti. Namun menurut Nico, saat ini dirinya membutuhkan data berapa orang yang akan masuk di Bandara Juanda.

“Sehingga kalau data ini kami dapatkan satu hari, dua hari, tiga hari makin lama akan makin baik. Untuk data ini dibagikan ke seluruh satgas yang sudah ada. Selanjutnya mungkin kendalanya adalah, kepatuhan dari PMI untuk tinggal diam di tempat karantina selama ini 7 atau 10 hari, sesuai dengan daerah asal atau negara tempat mereka kerja. Kendala-kendala ini kami antisipasi dengan menyiapkan tempat wifi, kemudian nanti kami beri surat kabar, sehingga mereka juga tidak telat informasi,” paparnya.

Sedangkan soal aplikasi monitoring, Nico menyebut nantinya akan membantu mendapatkan data PMI atau pelaku perjalanan luar negeri yang akan datang.

“Saya kira penting buat kami, untuk selalu bersinergi, berkomunikasi, untuk mengatasi di tiap-tiap titik ini. Jadi semakin sering kami mengkomunikasikan, dan sama-sama mencari jalan keluar, itu akan mempermudah di dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Satgas ini,” pungkas Nico.