Di Daerah Vaksinasi Rendah Jabar Menunda PTM 100 Persen

Pendidikan457 views

Inionline.id – Di beberapa daerah yang capaian vaksinasinya rendah Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunda menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi menyatakan sebagian besar wilayah di Jabar masuk dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 dan 2 dan bisa menerapkan PTM 100 persen.

Namun, katanya ada beberapa wilayah di level 1 dan 2 yang akan menunda pelaksanaan PTM.

Untuk beberapa daerah, terutama di kawasan Jabodetabek dan wilayah yang capaian vaksinasinya masih kurang, pelaksanaan PTM 100 persen akan menunggu perkembangan hingga akhir Januari.

“Jika tidak ada kenaikan kasus atau hal lain, sambil terus meningkatkan capaian vaksinasi, mereka dapat memulai PTM 100 persen di bulan Februari,” ujar Dedi, tanpa merinci daerah-daerah itu, Rabu (5/1).

Bagi daerah yang masuk level kewaspadaan 3, lanjutnya, PTM terbatas dengan kapasitas siswa 50 persen atau hibrid bisa tetap dilakukan.

“Artinya ada pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, dan sisanya tetap melalui daring,” cetus Dedi.

Terlepas dari itu, ia mengaku Jabar pada dasarnya sudah siap menggelar PTM 100 persen.

“Namun kita tetap berhati-hati dan terus melakukan pengawasan kesiapan di sekolah terutama mengenai sarana protokol kesehatan dan aturan lain sesuai arahan Pemerintah Pusat,” dalihnya.

Pemprov Jabar menyatakan pelaksanaan PTM 100 persen akan menyesuaikan evaluasi natal dan tahun baru (Nataru). Adapun penetapan PTM 100 persen ini untuk semua jenjang pendidikan.

Terpisah, Dinas Pendidikan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tidak menambah jam belajar mengajar di masa PTM, atau hanya tiga jam per sesi.

“Tetap memperketat prokes 50 persen, tapi jamnya hanya 3 jam setiap sesi, walaupun Omicron itu belum ditemukan di Makassar,” kata Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin Mustaqim, Rabu (5/1).

Ia mengaku tidak ingin memaksakan siswa baik SD maupun SMP masuk sekolah 100 persen. Sehingga kata dia pembagian siswa tiap kelas tetap dilakukan setiap sesinya.

“Kalau kita mau paksakan 100 persen berarti masuk 32 siswa setiap kelas. Tapi tetap kita bagi dua sesi,” ujarnya.

Saat ini, kata Muhyiddin, seluruh pelajar yang berusia 11 hingga 17 tahun telah mendapatkan vaksinasi. Sementara, usia di bawah 11 tahun hingga kini belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 lantaran masih menunggu instruksi dari Kementerian Kesehatan.

“Kalau SMP sudah vaksin kalau SD kita sudah koordinasi dengan Dinkes tapi yang ikut PTM itu sudah diperiksa. Karena SD belum ada vaksin,” pungkasnya.