Anies Didesak Setop PTM 100%, 90 Sekolah DKI Tutup Imbas COVID-19

Antar Daerah257 views

Inionline.id – Sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta setop pembelajaran tatap muka (PTM) karena ditemukan kasus COVID-19. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, didesak menghentikan skema PTM 100% demi keselamatan dan kesehatan warga sekolah.

“Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50%,” kata Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, dalam keterangannya, Jumat (28/1/2022).

Dia mengatakan PTM terbatas 50% dapat digelar dengan metode belajar Blended Learning, yakni sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah. Menurutnya, metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss.

Menurutnya guru-guru dan siswa di DKI Jakarta sudah berpengalaman menggunakan skema PTM T 50%. Para guru dan siswa rata-rata sudah memiliki gawai pintar bahkan laptop/komputer, sinyal internet bagus, relatif tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital.

Tentu dengan catatan, ada pendampingan orang tua dari rumah selama anak PJJ. P2G berharap Pemprov DKI Jakarta tak meremehkan kondisi ini dan tidak menunggu gelombang ketiga kasus COVID-19 memuncak.

“Di sekolah kita pernah belajar peribahasa ‘Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna’,” kata dia.

P2G juga menilai PTM 100% di saat kasus COVID-19 melonjak menimbulkan kecemasan dari para guru, orang tua, dan siswa.

“P2G meyakini, sebenarnya yang tutup lebih dari 90 sekolah, sebab ada orang tua yang belum lapor ke sekolah dan Disdik,” ujar Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri.

P2G menyoroti selama sebulan, sekolah yang menghentikan PTM 100% terus bertambah.

“Kami meminta Dinas Kesehatan provinsi gencar melakukan swab PCR dan active case finding kepada sekolah, siswa, dan guru, untuk mendeteksi dan memitigasi kenaikan kasus,” lanjut pria akrab disapa Ekim ini.

Temuan Pelanggaran PTM 100%

P2G mengaku menemukan banyak pelanggaran PTM 100% yang terjadi baik di Jakarta maupun luar Jakarta. Berikut catatannya:
– Jarak meja antarsiswa 1 meter dalam kelas yang sulit dilakukan karena ruang kelas relatif kecil ketimbang jumlah siswa;
– Ruang sirkulasi udara tidak ada atau ventilasi udara tidak dibuka karena kelas ber-AC;
– Siswa berkerumun dan nongkrong bersama sepulang sekolah; dan
– Masih ada kantin sekolah buka secara diam-diam.
P2G menilai kondisi demikian akibat lemahnya pengawasan dari Satgas COVID-19 termasuk dinas terkait. Kedisiplinan terhadap prokes harus terus digaungkan, mulai dari rumah, di jalan, angkutan umum, di sekolah, dan pulang sekolah.

90 Sekolah di DKI Ditutup

Untuk diketahui, sekolah yang ditutup akibat kasus COVID-19 bertambah. Setidaknya ada 120 siswa positif COVID-19 sehingga 90 sekolah ditutup sementara.

“Total jumlah sekolah yang ditemukan kasus positif 90 sekolah,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam keterangan tertulis, Rabu (26/1).

Adapun data ini merupakan cut off per 22 Januari 2022. Durasi penutupan sekolah pun beragam, yakni 5-14 hari. Saat ini sekitar 80 sekolah sudah diizinkan buka kembali.