Dalam Sebulan Ratusan Kali Jet Tempur China Susupi Taiwan

Internasional157 views

Inionline.id – Terus memanas hubungan China dan Taiwan . Ratusan kali pesawat militer China dilaporkan melakukan penyusupan ke zona pertahanan udara Taiwan dalam sebulan.

Penyusupan Paling Tinggi Kedua

Setidaknya ada 159 kali penyusupan yang dilakukan pesawat-pesawat militer China ke Taiwan pada November lalu. Aksi penyusupan itu tercatat paling tertinggi kedua ke dekat wilayah udara Taiwan dalam sebulan.

Rabu (1/12/2021), Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri terus-menerus berada di bawah ancaman invasi China, yang memandang Taiwan sebagai bagian wilayahnya dan bersumpah akan merebutnya suatu hari nanti, bahkan dengan kekerasan jika perlu.

China terus meningkatkan tekanan, terutama tekanan militer, terhadap Taiwan sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa tahun 2016. Tsai juga menolak penegasan bahwa Taiwan merupakan bagian dari ‘satu China’.

Selama 14 bulan terakhir, ketegangan antara kedua pihak mencapai puncak terbaru setelah China mulai mengirimkan pesawat-pesawat militernya — dengan jumlah yang terus meningkat — ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ), yang sebelumnya dihindari oleh pesawat militer China.

Langkah eskalasi semacam itu meningkatkan kekhawatiran di kalangan sekutu-sekutu Barat, seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang, bahwa China bisa memerintahkan invasi ke Taiwan, meskipun mereka menganggapnya tidak mungkin untuk saat ini.

Rencana Pentagon

Pada Selasa (30/11) waktu setempat, Pentagon mengungkapkan rencana untuk memperkuat pengerahan dan pangkalan yang ditargetkan untuk China, meningkatkan dan memperluas fasilitas-fasilitas militer di Guam dan Australia.

Kementerian Pertahanan Taiwan mulai mengungkapkan ke publik soal aktivitas penyusupan pesawat-pesawat militer China mulai September 2020. AFP telah membangun database yang mengumpulkan detail soal aktivitas militer China tersebut, yang meningkat baik dalam jumlah maupun frekuensi.

Aksi Penyusupan 3 Bulan Berturut-turut

November menjadi bulan ketiga secara berturut-turut saat lebih dari 100 pesawat militer China menyusup ke dekat wilayah udara Taiwan. Penyusupan sepanjang bulan November mencakup 100 jet tempur dan sembilan pesawat pengebom berkemampuan nuklir China, H6.

Zona pertahanan udara tidak sama dengan wilayah udara teritorial Taiwan. Melainkan, itu mencakup area yang jauh lebih luas yang mungkin tumpang-tindih dengan zona pertahanan udara China sendiri.

Aktivitas penyusupan militer China itu banyak dilakukan ke bagian barat daya zona pertahanan udara Taiwan. Penyusupan yang dilakukan nyaris setiap hari disebut membuat armada jet tempur Taiwan yang sudah menuai semakin berada di bawah tekanan.

China juga diketahui terkadang mengirimkan sejumlah besar pesawat militernya untuk menunjukkan ketidaksenangan atas peristiwa tertentu.

Database AFP juga menunjukkan bahwa Oktober menjadi bulan tersibuk dengan 196 penyusupan tercatat sepanjang bulan itu, dengan 149 penyusupan dilakukan hanya dalam waktu empat hari saat China memperingati Hari Nasional.

Tercatat ada lebih sedikit jumlah penyusupan pada bulan November, namun terjadi hampir setiap hari. Militer Taiwan mencatat hanya tiga hari di bulan November tanpa adanya penyusupan.

Kemudian pada September, menurut data AFP, aktivitas penyusupan tercatat sebagai yang tertinggi ketiga dalam sebulan. Tercatat ada total 117 penyusupan sepanjang bulan tersebut.

Sejauh ini, sepanjang tahun ini tercatat ada nyaris 900 pesawat militer China yang menyusup ke zona pertahanan udara Taiwan. Sedangkan sejak Kementerian Pertahanan Taiwan pertama kali mengumumkan aksi penyusupan itu pada September tahun lalu, tercatat lebih dari 1.000 pesawat militer China yang menyusup.

Taiwan Usir Jet Tempur China

Pada Minggu (28/11) lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa angkatan udara Taiwan telah mengerahkan jet tempurnya untuk memperingatkan 27 pesawat China yang telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ). Taiwan juga mengerahkan sistem rudal untuk memantau pesawat-pesawat tersebut.

ADIZ Taiwan tidak sama dengan wilayah udara teritorialnya, tetapi merupakan wilayah udara yang dideklarasikan sendiri yang dipantau untuk tujuan keamanan nasional.

Ketegangan yang semakin meningkat ini terjadi setelah delegasi Kongres Amerika Serikat (AS) berkunjung ke Taiwan minggu lalu. Ini merupakan kunjungan kedua dalam bulan ini, dengan maksud mendukung Taiwan.

China telah berjanji untuk mengambil kembali Taiwan dengan paksa jika perlu. Beijing menolak semua yang memberikan legitimasi dan pengakuan internasional kepada pemerintah di Taipei dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kunjungan anggota parlemen AS ke pulau itu.

Apa yang terjadi di ADIZ Taiwan?

Dilaporkan angkatan udara China mengirim 18 jet tempur, lima jet pembom H-6 berkemampuan nuklir, dan jet pengisian bahan bakar udara Y-20.

Dalam peta yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan melalui akun Twitter-nya, pesawat pembom H-6 dan enam jet tempur terbang ke selatan Taiwan ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina sebelum terbang ke kawasan Pasifik dan kembali ke China.

Taiwan terus menyampaikan keluhannya selama beberapa bulan terakhir atas masuknya pesawat-pesawat tempur angkatan udara China ke ADIZ Taiwan. Pesawat-pesawat tersebut diketahui sering melintas di bagian barat daya dekat Kepulauan Pratas yang dikontrol China.

Bagaimana hubungan Taipei-Beijing saat ini?

Sebelumnya pada Jumat (26/11), juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan militer China melakukan “patroli kesiapan tempur angkatan laut dan udara ke arah Selat Taiwan.”

Juru bicara itu menambahkan, “Tentara akan terus waspada dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melawan, setiap saat, setiap gangguan oleh kekuatan eksternal dan konspirasi apa pun oleh para separatis yang bertujuan untuk apa yang disebut ‘kemerdekaan Taiwan.'”

Dukungan untuk Taiwan yang bebas dan demokratis juga tampaknya datang dari Washington. Pada hari Kamis (25/11), delegasi Kongres AS untuk kedua kalinya dalam sebulan tiba di Taipei menjanjikan dukungan untuk anggota parlemen di sana. Dipimpin oleh Mark Takano, ketua komite urusan veteran DPR, para delegasi AS bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

“Taiwan akan terus meningkatkan kerja sama dengan Amerika Serikat untuk menegakkan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi kita bersama, dan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” kata Tsai.

Kementerian Luar Negeri China pun menyatakan “penentangan tegas” terhadap kunjungan itu.