Bamsoet Meminta Pemerintah Melakukan Kajian Komprehensif Perihal Wacana Vaksin Nusantara Sebagai Booster

Berita657 views

Inionline.id – Bambang Soesatyo Ketua MPR meminta pemerintah melakukan kajian komprehensif soal rencana penggunaan Vaksin Nusantara sebagai dosis ketiga alias booster di Indonesia.

Menurutnya, kajian itu diperlukan mengingat Vaksin Nusantara tidak dapat digunakan untuk vaksinasi Covid-19 secara massal. Pasalnya, hanya orang yang vaksin pertamanya menggunakan Vaksin Nusantara yang dapat menggunakan vaksin tersebut sebagai booster.

“Saya minta pemerintah bekerja sama dengan peneliti untuk melakukan kajian secara komprehensif agar dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat dapat dimengerti dan dipahami,” kata pemilik sapaan akrab Bamsoet itu kepada kepada wartawan, Kamis (23/12).

Ia juga meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memantau perkembangan penelitian Vaksin Nusantara.

Menurut Bamsoet, BPOM harus menyetop perizinan pengembangan Vaksin Nusantara bila menemukan aturan yang tidak sesuai.

“Rencana penggunaan Vaksin Nusantara mendapat kritik dari sebagian masyarakat, sehingga penting untuk dipantau bersama,” kata Waketum Golkar itu.

Terakhir, Bamsoet meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan data uji klinis I Vaksin Nusantara segera diperbaharui ke dalam data uji klinis global.

Ia mengingatkan, sebuah vaksin harus melalui prosedur yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk bisa digunakan oleh masyarakat secara aman.

Sebelumnya Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) Airlangga Hartarto menyebut pemerintah telah menyiapkan sejumlah skema pemberian vaksinasi Covid-19 booster di Indonesia. Airlangga menyatakan, skema itu meliputi merek vaksin yang akan digunakan hingga harga vaksin.

Ia juga menyampaikan, salah satu merek vaksin yang akan digunakan dalam program booster adalah vaksin yang dikembangkan BUMN dan Baylor College hingga Vaksin Nusantara.

“Vaksin kerja sama dalam negeri termasuk yang masuk dalam program Merah Putih adalah Unair dan PT Biotis, kemudian Biofarma dan Baylor College, Kalbe Farma-Genexine, dan PT Jakarta Bio Pharmaceutical Industry (JBio)-Zivifax, Anhui, plus vaksin Nusantara,” kata Airlangga dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/12).