Pemerintah Mewaspadai Peningkatan Global Kasus Covid-19

Berita157 views

Inionline.id – Peningkatan kasus Covid-19 kembali terjadi secara global, dengan lebih dari 249 juta kasus dan kematian hingga 5 juta jiwa.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan MaxinRein Rondonuwu mengatakan, peningkatan kasus terjadi paling besar di regional Eropa, yakni sebesar 7 persen, dan 10 persen peningkatan kematian.

Adapun negara dengan penambahan kasus tertinggi adalah Amerika Serikat, Inggris, Turki dan Jerman. Kali ini, didominasi oleh varian delta sebesar 99,64 dari total sekuensing yang dilakukan dalam 60 hari terakhir. Sebelumnya, diketahui bahwa negara-negara tersebut angka vaksinasinya sudah tinggi.

“Vaksin yang tinggi tidak jaminan, mesti didukung perubahan perilaku terhadap protokol kesehatan,” kata Maxi.

Dia mengakui, situasi pandemi Indonesia saat ini relatif terkendali. Meski demikian, harus tetap diwaspadai kenaikan kasus di global dan di daerah, serta adanya subvarian AY 4.2. Sementara, strategi penanggulangan harus tetap dipertahankan, antara lain praktik 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan 3T (testing, tracing, dan treatment).

Selain itu, testing harus tetap dipertahankan melalui active dan passive case finding, diikuti peningkatan kapasitas pemeriksaan PCR di kabupaten/kota.

“Percepatan vaksinasi untuk mencapai herd immunity, terutama bagi lansia juga harus terus dilakukan,” ujar Maxi.

Luas wilayah pun dinilai sebagai sebuah tantangan tersendiri. Indonesia tercatat memiliki 35 bandara dengan akses langsung ke Asia, Australia, dan Eropa; lalu ada 135 pelabuhan laut yang juga memiliki akses langsung ke luar Negeri, termasuk 10 Perlintasan Lintas Darat Batas Negara (PLBDN) dengan Papua Nugini, Timor Leste, dan Malaysia.

Syarat Pelaku Perjalanan ke Bali

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin mengatakan, pihaknya akan memperketat pengawasan di pintu masuk Bali.

Misalnya, pelaku perjalanan dengan transportasi udara diwajibkan menunjukkan hasil negatif antigen (H-1) dengan syarat sudah memperoleh vaksinasi dosis kedua, dan hasil negatif PCR H-3 jika baru memperoleh vaksinasi dosis pertama. Selain itu, juga bukti telah mengikuti vaksinasi melalui Aplikasi PeduliLindungi.

Bagi pelaku perjalanan darat dan laut, wajib menunjukkan kartu vaksin (minimal dosis pertama), surat keterangan hasil negatif uji swab berbasis PCR H-3 atau hasil negatif uji rapid tes antigen paling lama 1×24 jam sebelum keberangkatan. Adapun penunjukan bukti telah mengikuti vaksinasi dianjurkan melalui PeduliLindungi.

“Untuk menunjukkan keakuratan dan memastikan keaslian hasil negatif uji swab berbasis PCR atau hasil negatif uji rapid test antigen, surat keterangan tersebut wajib dilengkapi dengan barcode/QRCode,” katanya.

Dia menambahkan, sebagai provinsi yang sangat bertumpu terhadap sektor pariwisata, Bali begitu terdampak pandemi. Kunjungan wisatawan mancanegara menurun sebanyak 83,26 persen, dengan penurunan wisatawan nusantara sebanyak -56,41 persen.

“Sedangkan pajak hotel dan restoran pun menurun sebesar -71,35 persen,” ujarnya.

Kendala Penanganan Pandemi di Bali
Made Rentin mengungkapkan, ada beberapa kendala terkait penanganan pandemi di Bali. Antara lain, kurang pemahaman dan abainya masyarakat terhadap bahaya Covid-19, juga soal ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah akibat hoaks atau disinformasi.

Untuk itu, Made menilai perlu peningkatan strategi komunikasi publik terkait sinergitas antar komponen yang dilaksanakan secara komprehensif.

“Perlu ditingkatkannya penyebaran kata-kata kunci di masyarakat seperti disiplin prokes, jaga jarak, 5M, dan lain sebagainya,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Widiarsi Agustina mengatakan, pemerintah telah menyusun sejumlah isu strategis untuk tahun mendatang, termasuk penggunaan vaksin Merah Putih, dan disipin protokol kesehatan.

Widiarsi memaparkan, hal ini akan menuntut perubahan perilaku masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan. Pemulihan ekonomi nasional juga diharapkan bisa terus membaik seiring dengan perbaikan kondisi pandemi di dalam negeri.

“Juga terkait penyelenggaraan KTT G20 pada tahun 2022 mendatang harus jadi perhatian. Kita punya pengalaman menyelenggarakan kegiatan besar seperti PON Papua yang bisa berjalan dengan baik,” katanya.