Pemerintah Kota Bandung Didorong Untuk Memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Akhir Sendiri

Antar Daerah057 views

Inionline.id – Pemerintah Kota Bandung didorong untuk memiliki tempat pengelolaan sampah akhir sendiri. Hal itu penting demi mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah imbas terganggunnya TPA Sarimukti seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Saya sudah sering menyampaikan bahwa Kota Bandung harus mandiri dalam pengelolaan sampah dari mulai hulu sampai dengan hilir, termasuk juga dengan pengelolaan sampah di tingkat akhir,” kata Anggota DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga dalam rilis yang diterima, Senin (15/11/2021).

Menurut Awang memiliki tempat pengelolaan akhiri sampah mandiri itu penting. Sehingga Kota Bandung tidak terlalu bergantung ke TPA Sarimukti.

“Kejadian Bandung Lautan Sampah dapat kembali terjadi akibat bergantungnya kita terhadap TPA yang berada di daerah lain, sehingga Ketika terjadi permasalahan, tidak banyak yang bisa kita perbuat. Seperti yang pernah terjadi pada saat terjadinya masalah di TPA Leuwigajah dan juga seperti yang terjadi saat ini dengan adanya masalah teknis di TPA Sarimukti,” ungkapnya.

Awang menilai, Kota Bandung perlu merealisasikan pembangunan pengolahan sampah berbasis terknologi. Sehingga pengelolaan sampah di Kota Bandung tidak terganggu dan lebih ramah lingkungan.

Hal ini juga sejalan dengan Perpres 18 Tahun 2016 tentang percepatan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah dan juga Perda 14 Tahun 2010 pengolahan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan.

“Dengan semakin majunya teknologi kekhawatiran terkait dengan buangan dan dampak buruk lainnya akan bisa teratasi dan sudah banyak contoh TPA berbasis teknologi di negara yang sudah jauh berkembang, berjalan dengan aman dan lancar,” jelasnya.

“Maka saya menilai bahwa saat ini teknologi bukan lagi menjadi permasalahan yang perlu didebatkan, maka yang jadi masalah utama saat ini adalah kemauan dan kemampuan Pemkot untuk segera mempersiapkan dan mewujudkan Kota Bandung yang mandiri dalam pengelolaan sampah,” tambahnya.

Awang menambahkan pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan sampah, khususnya di pengelolaan sampah di sumber atau hulu. Selain pengelolaan di tingkat akhir, Kang Awang mengajak masyarakat untuk berkolaborasi membantu melakukan pengelolaan sampah di hilir dengan melakukan 3R (Reduce, Recycle dan Re Use).

Awang juga menyebut, bahwa upaya Pemkot Bandung untuk menggalakkan dan mesosialisasikan 3R belum memiliki dampak signifikan. “Perlu dikaji dan dievaluasi kembali cara pemeirntah melakukan sosialisasi agar lebih mengena di masyarakat,” ujarnya.