Kemenkes Menyebut Vaksin Booster Covid 2022 Untuk Nakes, Lansia & Penderita Imunitas

Berita057 views

Inionline.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut rencana pemberian vaksin booster atau suntikan dosis ketiga vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia pada awal 2022 untuk sementara ini masih menyasar warga lanjut usia (Lansia).

Selain lansia yakni bagi warga berusia 18 tahun ke atas yang memiliki gangguan atau penyakit yang menyerang sistem imunitas.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menambahkan, pemilihan target sasaran vaksinasi booster itu telah disesuaikan dengan penelitian global dan anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini.

“Kita tahu bahwa pemberian vaksinasi booster atau dosis ketiga yang sudah keluar rekomendasinya hanya kepada tenaga kesehatan yang sudah dimulai, lalu lansia dan usia di atas 18 tahun dengan penyakit imunitas,” kata Nadia dalam acara daring, Selasa (23/11).

Nadia menyebut para lansia tersebut akan mendapatkan vaksin booster secara gratis.

Saat ini pemerintah masih menghitung perkiraan harga bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk rencana vaksinasi booster yang berbayar, meski masih belum diketahui kapan pelaksanaannya.

Nadia menambahkan, pemerintah juga masih belum bisa memutuskan terkait sasaran vaksinasi booster non-lansia yang yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Sebagaimana diketahui, peserta PBI juga akan menjadi tanggungan pemerintah alias gratis.

“Walaupun kita sudah mengalokasikan anggaran untuk PBI, yang artinya berada di luar kategori kelompok rentan tersebut. Tapi kita akan melihat lagi bagaimana rekomendasi dunia,” kata dia.

Lebih lanjut, Nadia juga memastikan vaksinasi booster dapat memakai merek apa saja yang sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Sejauh ini, sudah ada 11 merek vaksin yang mendapat lampu hijau dari BPOM.

Rinciannya, vaksin jadi asal perusahaan China, Sinovac. Kemudian vaksin Sinovac mentah yang kemudian diproduksi PT Bio Farma dan dinamai Vaksin CoronaVac. Kemudian AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Janssen, CanSino, Sputnik V, Zifivax, dan terakhir Covovax.

“Setidaknya 11 jenis vaksin plus vaksin Merah Putih itu akan menjadi alternatif, baik pada vaksinasi program pemerintah maupun program berbayar (booster),” ujar Nadia.