13 Daerah Diminta Waspada, RI ‘Dikepung’ Siklon Tropis Nyatoh-2 Bibit Siklon

Nasional157 views

Inionline.id – Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG memantau pertumbuhan Siklon Tropis Nyatoh di sebelah utara Papua. Selain itu, ada 2 Bibit Siklon Tropis yang terbentuk di wilayah utara dan selatan Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan dalam 24 jam ke depan keberadaan Siklon Tropis Nyatoh, Bibit Siklon Tropis 94W dan 92S, dapat berdampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Sebanyak 13 provinsi diminta mewaspadai hujan lebat.

“Potensi hujan intensitas sedang-lebat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat,” kata Guswanto, Selasa (30/11/2021).

Selain itu, keberadaan 2 bibit dan Siklon Tropis Nyatoh berpotensi menimbulkan tinggi gelombang 4-6 meter di Samudra Hindia bagian barat Lampung.

Kondisi itu juga bisa memicu tinggi gelombang 1,25-2.5 meter di Perairan Kepulauan Anambas dan Natuna, perairan barat Bengkulu, perairan selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian selatan, perairan Bitung, Laut Halmahera, dan perairan utara Papua Barat hingga Papua.

BMKG juga meminta masyarakat mewaspadai tinggi gelombang 2,5-4 meter di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia barat Bengkulu, perairan timur Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat, Teluk Lampung bagian selatan, Perairan Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Siklon Tropis Nyatoh Jauhi RI

Siklon Topis Nyatoh terbentuk di sekitar Samudra Pasifik barat sebelah utara Papua, tepatnya di posisi 13,0 derajat Lintang Utara (LU) dan 139,8 derajat Bujur Timur (BT), sekitar 1.630 km sebelah utara timur laut Biak.

BMKG memantau pertumbuhan Siklon Tropis Nyatoh di sebelah utara Papua. (dok BMKG)
Badai Tropis Nyatoh terbentuk pada hari ini pukul 07.00 WIB, angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1.000 hPa dengan pergerakan sistemnya ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Dalam 48 jam ke depan, Badai Tropis Nyatoh masih konsisten meningkat perkembangannya dengan pergerakan semakin menjauhi wilayah Indonesia.

Simak soal kondisi 2 bibit siklon yang ‘mengepung’ Indonesia pada halaman selanjutnya.

2 Bibit Siklon

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 94W yang diidentifikasi sejak Senin (29/11) saat ini sudah berada di sekitar Teluk Thailand, tepatnya berada di 9,3 derajat LU dan 101,0 derajat BT. Berdasarkan analisis hari ini, angin maksimum di sekitar Bibit Badai Tropis 94W mencapai 20 knot (37 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1005 hPa.

“Bibit Badai Tropis 94W bergerak ke arah barat dan menjauhi wilayah Indonesia. Dalam 24 jam ke depan masih berada pada kategori menengah untuk menjadi sistem Siklon Tropis,” kata dia.

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 92S terbentuk hari ini di sekitar Samudra Hindia barat daya Lampung, tepatnya di posisi 7,0 LS-102,5 BT dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1009 hPa dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 20 knot (37 km/jam).

Sistem Bibit Siklon Tropis 92S bergerak ke arah tenggara-selatan. Suatu kriteria bahwa Bibit Siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam).

Jakarta TCWC BMKG terus memantau perkembangan siklon tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya. BMKG mengimbau masyarakat:

1. Menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
2. Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
3. Mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan.

Masyarakat juga dapat memperoleh informasi terkini dengan mengakses situs BMKG di sini, akun Twitter BMKG di sini, dan mengunduh aplikasi Info BMKG di penyedia aplikasi ponsel pintar.