Sejak Akhir Pekan 17 Warga AS dan Kanada Diculik Geng Kriminal di Haiti

Internasional057 views

Inionline.id – Sedikitnya 17 orang berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) dan Kanada diculik di Haiti sejak akhir pekan. Belasan warga negara asing itu merupakan misionaris yang sedang melakukan kunjungan kemanusiaan di wilayah Haiti.

Senin (18/10/2021), beberapa warga asing yang diculik itu dilaporkan masih anak-anak, yang usianya tidak disebutkan lebih lanjut.

“Kelompok itu terdiri atas 16 warga negara AS dan satu warga Kanada mencakup lima pria, tujuh wanita dan lima anak-anak,” demikian pernyataan organisasi Christian Aid Ministries yang berkantor di Ohio, Kanada, pada Minggu (17/10) waktu setempat.

“Kami meminta petunjuk Tuhan untuk solusinya dan otoritas setempat mencari cara untuk membantu,” imbuh pernyataan tersebut.

Penculikan diduga terjadi saat rombongan misionaris itu bepergian dengan kendaraan ke wilayah Titanyen, sebelah utara ibu kota Port-au-Prince, pada Sabtu (16/10) waktu setempat, usai mengunjungi sebuah panti asuhan di area Croix des Bouquets. Mereka diduga diculik di sepanjang rute antara dua lokasi tersebut.

Menurut seorang sumber pada pasukan keamanan Haiti, penyelidikan tengah dilakukan otoritas setempat. Dia mengaitkan penculikan ini dengan anggota geng kriminal setempat.

Menteri Luar Negeri Haiti, Claude Joseph, menuturkan kepada CNN bahwa otoritas Haiti melakukan kontak dengan Departemen Luar Negeri AS soal penculikan ini.

Mantan direktur lapangan Christian Aid Ministries di Haiti, Dan Hooley, menuturkan kepada CNN pada Minggu (17/10) waktu setempat bahwa seluruh misionaris yang diculik diyakini berada di dalam satu kendaraan, dan beberapa dari mereka berhasil menghubungi direktur organisasi setempat sebelum dibawa pelaku.

Disebutkan juga oleh Hooley bahwa para pelaku penculikan sudah melakukan kontak dengan pihak organisasi tersebut.

“Beberapa rekan segera mengirim pesan kepada direktur dan memberitahunya soal apa yang terjadi. Dan salah satu dari mereka berhasil memberikan petunjuk soal lokasi, dan itu hal terakhir yang didengar (organisasi) hingga para penculik menghubungi mereka di kemudian hari,” sebutnya.

Laporan The Washington Post yang mengutip sumber yang memahami situasi terkini mengungkapkan bahwa salah satu misionaris yang diculik, seorang warga AS, juga memposting seruan minta tolong via grup WhatsApp saat penculikan terjadi.

“Tolong doakan kami!! Kami disandera, mereka menculik sopir kami. Berdoa berdoa berdoa. Kami tidak tahu ke mana mereka membawa kami,” demikian bunyi pesan tersebut. Tidak jelas apakah pesan itu berbentuk video atau teks. CNN tidak bisa memverifikasi pesan maupun laporan itu.

Menanggapi situasi ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan pihaknya telah mengetahui situasi penculikan tersebut. “Kesejahteraan dan keselamatan warga AS di luar negeri menjadi salah satu prioritas tertinggi Departemen Luar Negeri,” tegasnya.

Disebutkan seorang pejabat senior AS yang enggan disebut namanya bahwa Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Luar Negeri AS tengah melakukan upaya untuk membebaskan warga AS yang diculik tersebut, namun sejauh ini belum mengetahui lokasi terkini para misionaris itu.

Otoritas Kanada secara terpisah menyatakan pihaknya bekerja dengan otoritas setempat dan ‘LSM yang terlibat’ untuk mengumpulkan informasi.