Pemerintah: 104 Juta Warga Indonesia Sudah Divaksinasi Dosis Pertama

Nasional057 views

Inionline.id – Johnny G. Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika mengungkapkan lebih dari separuh sasaran vaksinasi RI  atau lebih dari 104 juta orang telah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19, per Kamis (14/10).

Sementara yang telah menerima dosis lengkap mencapai 60,4 juta orang.

“Pemerintah mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras agar program vaksinasi dapat berjalan lancar dan sesuai harapan,” ujar Johnny.

Johnny juga menyampaikan bahwa percepatan vaksinasi untuk kelompok lansia dan remaja saat ini masih menjadi fokus pemerintah. Hingga saat ini, baru 33,5% lebih dari sasaran kelompok lansia yang sudah mendapatkan dosis pertama, dan 21,7% yang sudah mendapatkan dosis lengkap.

“Sedangkan kelompok remaja baru 15,4% dari sasaran dan 11,3% dari sasaran yang sudah mendapatkan dosis lengkap,” katanya.

Johnny memastikan semua vaksin yang digunakan di Indonesia sejalan dengan Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Johnny menyebut Indonesia memerlukan 400 juta lebih dosis vaksin Covid-19 sehingga pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai produsen.

“Kehadiran berbagai jenis vaksin COVID-19 di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin,” katanya.

Johnny menegaskan vaksin dipercaya mampu menurunkan risiko sakit berat jika terinfeksi COVID-19, sehingga masyarakat tidak perlu lagi ragu untuk menyegerakan vaksinasi.

“Jangan sampai terlambat,” ujar Johnny.

Komnas KIPI Sebut Tidak Ada Kasus Fatal

Ketua Komnas PP Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari memastikan, tidak ada kasus fatal yang terkait langsung dengan vaksinasi. Menurutnya, gejala pasca vaksinasi merupakan reaksi alamiah tubuh dalam proses membentuk antibodi.

Gejala yang kerap terjadi pasca vaksinasi mencakup demam, mual, pusing, nyeri otot, ngantuk, kemerahan, hingga gatal.

“Tubuh memberikan respons, dia tergugah membentuk kekebalan,” ujar Prof. Hindra.

Untuk mengantisipasi gejala tersebut, dia menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum vaksinasi, seperti memastikan kondisi kesehatan fisik dan mental.

Prof. Hindra menjamin Komnas KIPI terus memantau, mengkaji, merekomendasikan apakah vaksin itu aman atau tidak bagi masyarakat, dengan kajian berlangsung setiap hari.

“Saat ini lebih baik divaksinasi daripada tidak, dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia ketika kita akan divaksinasi,” katanya.