Nadiem Kunjungan Kerja ke NTB untuk Mendengar Masukan tentang Kampus Merdeka

Pendidikan157 views

Inionline.id – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengadakan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat (NTB).  Dalam kunker tersebut, Nadiem mendengarkan tanggapan dan masukan dari kalangan perguruan tinggi negeri dan swasta terkait program Kampus Merdeka.

Nadiem melakukan dialog secara hybrid dan virtual dengan jajaran sivitas akademika Universitas Mataram (Unram), dan sejumlah rektor perguruan tinggi swasta, di area terbuka Auditorium M Yusuf Abubakar Unram, di Mataram, Rabu, 6 Oktober 2021.

“Saya di sini bukan untuk bicara, mohon maaf, saya di sini untuk mendengar, saya di sini untuk mencatat dan belajar. Saya ingin tahu dari pengalaman Bapak Ibu apa kebijakan yang mengena, mana yang netes, tidak netes, apa tantangannya dan apa sebenarnya yang sangat dinikmati dan aspirasi apa lagi yang dibutuhkan,” katanya.

Di hadapan para rektor, dosen dan mahasiswa, Nadiem menjelaskan tentang program Kampus Merdeka, di mana ada 11 program yang dibuka, yakni Indonesian International Student Mobility Awards, Kampus Mengajar, Kementerian ESDM-GERILYA, Magang, dan program Membangun Desa (KKN Tematik).

Selain itu, program Pejuang Muda Kampus Merdeka, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian, Studi Independen, dan program Wirausaha.  “Firasat kami di Kemdikbudristek benar, bahwa pada saat program dibuka langsung mahasiswa pada masuk mengincar. Itu makanya Kampus Merdeka esensinya memberikan kemerdekaan kepada mahasiswa dan dosen yang mungkin merasa belum terlalu merdeka,” ujarnya.

Ia mengatakan, program Kampus Merdeka juga bertujuan membuat pengajaran di perguruan tinggi seperti simulasi dunia nyata. Artinya, para mahasiswa dan dosen perlu belajar dan mendidik dan menerapkan ilmunya di luar kampus.

Selain itu, praktisi-praktisi dari industri juga mau mengajarkan pengalamannya di kampus.  Nadiem menegaskan tidak ingin pembelajaran mata kuliah dengan pola ceramah, di mana mahasiswa datang ke kampus dan duduk diam terus dites pada akhir semester.

Hal itu sudah tidak zamannya lagi.  “Sekarang kalau mau ada ceramah silakan direkam ditonton di kelas, lalu diskusikan dan didebat. Buat kerja kelompok dan berinterkasi, jangan duduk bengong mendengar orang bicara karena sekarang sudah tidak ada lagi monopoli informasi,” ucapnya.

Menurut dia, peran terpenting dari pengajar dosen dan guru adalah untuk bisa menarik daya nalar dari para mahasiswa agar mereka memiliki kemampuan untuk berdebat dan berpikir kritis.  “Kita ingin berubah, harus berubah, kerja kelompok dan harus lebih banyak belajar presentasi, belajar debat. Nilai jangan ujian sekali jepret, tapi nilai itu berdasarkan proyek final, berdasarkan presentasi dan berdasarkan jiwa wirausaha,” tutup Nadiem.