Melek Huruf dan Berhitung Menjadi Prioritas Pemulihan Pendidikan Setelah Pandemi

Pendidikan057 views

Inionline.id – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril, menghadiri pertemuan East Asian Summit Education Ministers Meeting ke-5 (5th EAS EMM), mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian pertemuan ASEAN Plus Three Education Ministers Meeting ke-5 (5th APT EMM).

Pertemuan ini bertujuan untuk memantau perkembangan dan rencana kerja sama pendidikan dalam lingkup kerja sama antarnegara anggota ASEAN, ASEAN Plus Three (APT), dan East Asian Summit (EAS). Pada kesempatan ini, para peserta saling bercerita bagaimana menghadapi tantangan di sektor pendidikan selama pandemi.

Menurut Iwan, setiap negara memiliki definisi masing-masing terkait pemulihan pasca covid-19. Namun, setidaknya ada dua benang merah yang sama. Pertama, kelompok yang terpinggirkan dan rentan adalah yang paling terkena dampak pandemi.

“Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk tertinggal. Jadi, apakah kita akan menutup atau membuka kembali sekolah, menerapkan pembelajaran digital atau hybrid, kita harus mengatasinya. Dengan kata lain, upaya pemulihan harus inklusif,” kata Iwan melalui keterangan tertulis, Senin, 4 Oktober 2021.

Benang merah kedua, lanjut Iwan, karena berbagai keterbatasan akibat pandemi, kehilangan pembelajaran menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi. Dengan alasan yang sama, kata dia, pembelajaran sangat terfokus pada bagaimana siswa dapat memperoleh keterampilan atau kompetensi dasar.

“Melek huruf dan berhitung menjadi prioritas dalam pemulihan, di samping pentingnya mengembangkan soft skills dan pendidikan karakter,” ujarnya.

Iwan memberikan informasi kepada seluruh negara APT bahwa Indonesia akan diamanahi dunia untuk memegang keketuaan G20, serta mengharapkan Menteri-Menteri negara ASEAN Plus Three untuk memberikan dukungan, Terutama, dalam Education Working Group.

Melalui pertemuan tersebut disepakati bahwa seluruh menteri yang terlibat akan selalu mengembangkan dan memperkuat kerja sama, terutama dalam beberapa isu pendidikan. Seperti pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi (TVET), penggunaan teknologi digital dalam pendidikan, serta pelaksanaan program pertukaran dalam pengembangan kompetensi pelajar.