Iwan Suryawan Nilai Fitur Konsultasi Kejiwaan Pikobar Berikan Rasa Tenang Untuk Masyarakat

Kesehatan257 views

Bandung, Inionline.id – Peningkatan kasus gangguan jiwa di Jawa Barat semakin meningkat, Data Dinas Kesehatan Jawa Barat menyebutkan pada 2020, terjadi peningkatan orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) sebanyak 20 persen yang dirawat di RSJ Cisarua saat COVID-19 melanda.

Peningkatan kunjungan pasien cemas di RSJ Pemprov Jabar di Cisarua hingga Agustus 2020 sendiri meningkat 14 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Kondisi pandemi COVID-19 berdampak pada tekanan psikologis yang berat di berbagai sektor. Banyak masyarakat yang cemas dan khawatir dengan kondisi pandemi COVID-19. Sementara itu stigma terhadap fasilitas kesehatan jiwa masih kerap ditemui. Hal ini berdampak pada masyarakat yang kesulitan mengenali masalah kesehatan jiwanya,“ ujar Direktur RSJ Provinsi Jabar dr. Elly Marliyani.

Kuat dugaan banyaknya pasien yang datang dari daerah industri besar di Jawa Barat kemungkinan berhubungan antara kehilangan penghasilan dengan bertambahnya ODGJ di RSJ Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar) kini terus dikembangkan oleh Jabar Digital Service untuk memfasilitasi ragam dampak pandemi di Jawa Barat, termasuk akses layanan kesehatan bagi warga yang menderita gangguan kesehatan mental selama isoman.

Bekerja sama dengan RSJ Provinsi Jawa Barat, fitur Konsultasi Jiwa Online (KJOL) yang diintegrasikan dengan Pikobar kini resmi dirilis Pemda Provinsi Jawa Barat sebagai solusi dalam mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan akses kesehatan jiwa secara daring dan gratis. Dapat diakses pada jam kerja petugas medis berupaya memberikan layanan maksimal.

“Terobosan untuk mengintegrasikan menu Konsultasi Jiwa Online (KJOL) RSJ Provinsi Jawa Barat dalam aplikasi Pikobar diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan konsultasi mengenai kesehatan jiwanya secara online, khususnya mereka yang sedang menjalani isoman,” ungkap Elly.

Elly mengatakan, melalui Pikobar KJOL kini warga bisa melakukan konsultasi dengan Tim Psikolog dan psikiater dari RSJ Cisarua Jawa Barat. Tim ini yang akan membantu mengidentifikasi kepribadian dan gejala gangguan kesehatan jiwa yang dirasakan oleh warga selama isoman.

Warga yang sedang menjalankan isoman dapat melakukan konsultasi kejiwaan dengan mengakses Pikobar Menu Hotline. Pilih Informasi Layanan Isoman, lalu pilih Telekonsultasi Jiwa Online.

Melalui tautan layanan yang disediakan lewat percakapan hotline Pikobar, Warga dapat melakukan konsultasi secara langsung maupun melakukan reservasi konsultasi dengan Tim Psikolog dan Psikiater RSJ Cisarua secara daring. Ragam layanan tes kesehatan jiwa berbasis online juga disediakan untuk mudahkan diagnosis dalam mengukur kesehatan jiwa pengguna Pikobar yang membutuhkan.

Menanggapi inovasi tersebut, anggota Komisi V DPRD Jawa Barat H. Iwan Suryawan mengatakan bahwa ketika suatu upaya dilakukan berbagai macam cara untuk melakukan atau mengantisipasi kondisi-kondisi yang terjadi akibat pandemi ini salah satunya adalah munculnya ODGJ.

Sementara alat yang untuk dipergunakannya boleh jadi ini sebagai langkah awal untuk memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkonsultasi terkait kondisi yang terjadi di masyarakat, baik itu didirinya atau mungkin di keluarganya, tetangganya, lingkungan dimana mereka tinggal untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dengan kondisi yang harus dikonsultasikan terkait dengan kondisi kejiwaan.

“Jadi ini alternatif langkah awal untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat agar mereka mampu berkonsultasi atau berkomunikasi dengan pihak kesehatan yang mumpuni dibidang tersebut agar dia bisa melakukan langkah-langkah awal untuk penanganan ODGJ dilingkungan,” ujar H. Iwan, Senin (11/10/2021).

Lebih lanjut, Ketika alat ini digunakan tentunya diperlukan SDM yang siap memberikan konsultasi tersebut, menjadi konselor didalam aplikasi tersebut, jangan sampai saat dibutuhkan lambat layanannya atau bahkan tidak ada, semoga ini menjadi suatu sentuhan awal dari Pemerintah Provinsi untuk memberikan layanan konsultasi atau konseling untuk masyarakat ODGJ akibat pandemi.

“Terkait banyaknya ODGJ saat ini memang perlu dilihat dan dianalisa terlebih dahulu apakah memang benar akibat kondisi pandemi saat ini atau akibat yang lain, atau multi efek dari adanya pandemi ini salah satunya adalah adanya ODGJ,” tutur H. Iwan.

Menurutnya, dampak dari pandemi kemudian ekonomi berhenti sementara, lalu berpengaruh kepada pemberhentian, itu mungkin alurnya, jadi bukan alur dari virus di jiwa pasien, analisnya adalah ketika adanya pendemi ini mengakibatkan perekonimian terhenti hingga seterusnya jadi lebih kearah tersebut perkiraannya.

“Jadi kalau kita lihat ada 2 dari sisi penyakit bisa didalam tubuh pengaruhnya satu lagi dari adanya pendemi ini yang begitu global mengakibatkan perekonomian terganggu, ini berbeda jangan lari ke kesehatan, walaupun dampak yang dimunculkan di PIKOBAR itu adalah dampak kesehatannya,” terang H. Iwan.

Kedepannya, H. Iwan berharap tidak hanya jam kerja pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

“Kalau mungkin awalnya jam kerja besok ketika lihat kondisi yang semakin meningkat mungkin bisa jadi diluar jam kerjapun harus disiapkan karena bisa jadi konsultasi masyarakat tentang kesehatan ini tidak harus menunggu jam kerja,” pungkas H. Iwan Suryawan.