Dewan Provinsi Jabar H. Cecep Gogom Dukung dan Apresiasi langkah Disdik Jabar Memulai Program Penyelarasan Kurikulum SMK Berbasis Industri 2021

Pendidikan057 views

Bandung, Inionline.id – Sebanyak 17 SMK di kawasan Rebana Metropolitan Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon sudah membuka kompetensi keahlian baru.

Terdapat 12 program keahlian penyelarasan kurikulum SMK berbasis industri Tahun 2021. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi menilai, adanya jurusan baru ini dapat menjadikan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menghadapi tantangan di Kawasan Metropolitan Rebana tersebut.

“Penambahan jurusan baru akan meningkatkan kerja sama yang lebih erat antara lembaga pendidikan (SMK) dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) dan asosiasi profesi,” ujar mantan Pejabat sementara Walikota Depok ini.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, H. Cecep Gogom (HCG) menyatakan dukungan serta apresiasinya kepada Disdik Jabar atas program tersebut.

“Maka dari itu Komisi V sangat merespon, kemarin juga kita sempat ketika adanya launching cuma mungkin karena komisi V beberapa ada yang di Banggar ada yang di Papua juga sehingga hanya beberapa yang hadir lewat Zoom, jadi sangat mendorong, sangat mendukung dan mengapresiasi terhadap Kadisdik untuk mempersiapkan, karena mungkin sebagai sample untuk Rebana metropolitan, karena mungkin industrinya saat ini mengarah ke daerah Indramayu, Cirebon dan sekitarnya dan tidak menutup kemungkinan nanti untuk wilayah-wilayah yang ada di Jawa Barat lainya seperti Bekasi dan sebagainya itu juga mungkin akan ada imbas terdapat peningkatan-peningkatan kurikulum,” tutur HCG, Rabu (06/10/2021) melalui sambungan selular.

Kemudian, HCG pun menambahkan bahwa program penyesuaian kurikulum ini menjadi kebutuhan yang berkolaborasi dengan program nasional yaitu Rebana metropolitan yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi.

“Salah satunya peningkatan kualitas diindustri, jadi ini harus ada yang betul-betul bisa menutupi atau backup terkait masalah keahlian, segala sesuatu jika memang ketika terdapat wadah, lahan dan suatu project jika memang SDM sudah mendukung tentu mungkin perkembangannya tidak sulit, sehingga mungkin masih bisa membutuhkan pihak-pihak luar,” tutur HCG.

Dirinya pun menilai bahwa program ini adalah bagian dari persiapan generasi muda ke masa depan yang berbasis skill.

“Tentu pendidikan dan pelatihan memang harus mutualisme atau betul-betul mumpuni,” pungkas HCG.