BNPT-Intel Memantau PON, Masih Nihil Info Gangguan Keamanan

Inionline.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengaku terus berkoordinasi dengan intelijen terkiat informasi soal potensi ancaman terhadap gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Sebelumnya, Boy menyebut serangan teroris terhadap PON Papua adalah keniscayaan.

“Tentunya juga bersama unsur-unsur aparat intelejen terus melakukan monitoring dan pemantauan agar diupayakan segala potensi yang ada yang berpotensi menjadi ancaman, gangguan terhambatnya proses pertandingan bisa dieliminasi dengan sebaik-baiknya,” ujar dia, saat meninjau arena tenis di Sian Soor Tennis Center, halaman kantor Wali Kota Jayapura, Minggu (3/10).

“Tanggung jawab petugas keamanan untuk bisa memberikan suasana yang kondusif kepada atlet, berprestasi tanpa harus terintimidasi,” lanjutnya.

Sejauh ini, penyelenggaraan sejumlah cabang olahraga yang dimulai sebelum pembukaan PON Papua hingga saat ini berjalan cukup kondusif. Boy mengatakan belum mendapatkan informasi soal potensi gangguan keamanan.

“Khususnya penyelenggaraan venue-venue yang ada, dari 30 cabang olahraga yang ada kita berharap tentu semua berjalan dengan lancar dan sukses, penuh dengan situasi yang sportif, situasi yang saling menjaga ketertiban,” ujar Boy.

Sebelumnya, Boy menyebut potensi serangan teroris terhadap gelaran olahraga multicabang ini sebagai keniscayaan.

“Kita sudah memberikan masukan untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan, karena serangan terorisme dalam PON itu adalah sebuah keniscayaan,” kata Boy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (15/9).

Pasalnya, kata dia, Papua merupakan daerah yang memiliki kaitan dengan kelompok radikal ISIS. Ini terbukti dari penangkapan 11 orang di Merauke pada akhir Mei 2021.

Selain itu, lanjut Boy, Papua, baik di kawasan pegunungan maupun wilayah lain, juga merupakan daerah yang jadi medan aksi kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).