Rencana Terbaru Pemerintah soal PTM: Tes COVID Acak-Menerapkan PeduliLindungi

Nasional257 views

Inionline.id – PTM atau pembelajaran tatap muka sudah mulai diuji coba di berbagai daerah. Pemerintah menegaskan tetap akan melanjutkan PTM dengan beberapa rencana baru untuk memastikan tak ada penularan virus Corona.

Mendikbud Nadiem Makarim awalnya meluruskan informasi soal 2,8% PTM menjadi klaster baru COVID-19. Dia menegaskan data itu diambil sejak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia.

“Angka 2,8% satuan pendidikan meskipun itu sudah kecil, tapi itu adalah data kumulatif, bukan data per satu bulan, jadi itu semua dari seluruh masa COVID ini, bukan dari bulan terakhir di mana PTM terjadi,” kata Nadiem, Senin (27/9).

Nadiem juga menegaskan data klaster COVID-19 saat PTM banyak yang eror. Menurutnya, 2,8% sekolah yang dimaksud belum tentu menggelar PTM. Bahkan, jumlah guru ataupun murid yang terpapar Corona tidak berjumlah 7.000 orang.

Pemerintah memastikan PTM saat ini dilanjutkan. Berikut rencana-rencana terbaru pemerintah untuk memastikan PTM aman:

Pemerintah Lakukan Random Test di Sekolah PTM

Pemerintah bakal melakukan random test rutin di berbagai sekolah. Pemerintah bakal rutin melakukan tes di sekolah yang aktif menggelar PTM.

“Apa yang akan kita lakukan, strateginya akan kita ubah, ini juga dilakukan di China. (Strategi kita ubah) yang tadinya surveilansnya passive case finding menjadi active case finding,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9).

Namun, Budi mengaku butuh biaya besar untuk melakukan tes di sekolah yang menggelar PTM. Rencananya, tes acak ini menargetkan 73.831.177 orang yang terdiri dari 68.598.640 peserta didik, juga 5.237.537 guru dan 520.753 tenaga pendidik di sekolah.

Adapun biaya yang dibutuhkan untuk tes PCR berkisar Rp 515,5 miliar per bulan. Sementara tes PCR cara pool Rp 154,6 miliar untuk individual. Kebutuhan biaya tes PCR per tahun untuk individual mencapai Rp 6,18 triliun dan tes PCR cara pool Rp 1,85 triliun.

Bagaimana dengan Kabupaten/kota? Budi mengatakan, untuk tes individual biaya per kabupaten/kota yang dibutuhkan Rp 1 miliar, tes PCR cara pool Rp 300 juta. Sementara untuk tes individual biaya per Kabupaten/kota per tahunnya Rp 12 miliar, serta tes PCR cara pool Rp 3,6 miliar. Budi pun menilai anggaran ini masih di batas wajar.

Di samping itu, pemerintah akan melakukan testing kepada 1,7 juta siswa per bulan. Artinya, dalam sehari siswa yang dites ada 30 ribu.

PTM Berlanjut, Pemerintah Klaim Siswa Bakal PCR

Sebelumnya sudah disinggung pemerintah bakal melakukan tes PCR kepada sekolah yang menggelar PTM. Melalui langkah ini, situasi COVID-19 di setiap sekolah bakal terpantau.

Angka positivity rate digunakan pemerintah untuk memutuskan apakah sekolah tersebut bisa lanjut PTM atau sebaliknya. Nantinya, pemerintah pun bakal menggunakan hasil surveilans untuk menentukan kelanjutan PTM.

Jika di sekolah positif COVID-19 angkanya kurang dari 1%, PTM tetap dilanjutkan. Orang yang kontak erat nantinya juga dikarantina di rumah.

Namun, kalau angka surveilans 1-5% orang di suatu sekolah yang terkena COVID-19, seluruh peserta didik harus dites dan dikarantina. PTM pun akan dijalankan untuk kelas yang tidak terpapar.

PeduliLindungi Diterapkan Untuk Menunjang PTM

Karena PTM rawan terpapar COVID-19, pemerintah memutuskan melakukan skrining di sekolah melalui PeduliLindungi. Langkah ini diambil lantaran pemerintah hendak mengendalikan virus Corona di tengah penerapan PTM.

Nadiem juga mendukung pemerintah untuk melakukan random testing di sekolah yang menerapkan PTM. Dengan begitu, sekolah bakal ditutup jika positivity rate lewat dari 5%.

Adapun saat ini, sekolah yang menjalankan PTM hanya 40%. Sementara 60% lainnya sudah diizinkan, tapi pihak sekolah enggan menggelar PTM.