Menkop Melepas Ekspor 44 Ton Briket Arang Balok ke Hongkong & Irak

Ekonomi157 views

Inionline.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor produk briket arang balok dari UKM asal Tasikmalaya, CV Mandiri Persada. Tujuan ekspor produk tersebut, yakni ke Hongkong dan Irak.

Diketahui, ekspor tujuan Hongkong sebanyak 18 ton atau sekitar Rp 305 juta, sementara ekspor dengan tujuan Irak sebanyak 26 ton dengan atau dengan nilai sekitar Rp 316 juta.

Teten mengungkapkan, pihaknya memiliki target untuk mengurangi jumlah usaha mikro yang mayoritas lahir karena tidak terserap lapangan kerja.

“Sosok usaha kecil seperti CV Mandiri Persada ini yang harus terus kita kembangkan dan besarkan agar naik kelas,” kata Teten dalam keterangan tertulis, Minggu (12/9/2021).

Terlebih lagi, kata dia, kebutuhan dunia akan briket terus meningkat seiring dengan kampanye isu lingkungan anti batubara di berbagai belahan dunia.

“Bahkan, ke depan, tren minyak kelapa bakal semakin menggeser minyak sawit,” ungkap Teten yang mengaku sedang mengembangkan aneka produk berbasis kelapa, seperti santan, tepung, dan sebagainya.

“Kita harus besarkan di sektor hulunya,” kata dia.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mampu menjawab kebutuhan bahan baku usaha briket dengan cara menambah kebun kelapa dan merestorasi kebun bambu.

“Pasar ada, tapi belum optimal. Artinya, supply chain belum terhubung dengan baik,” imbuhnya.

Anggota Komisi VI DPR, Husein Fadlullah yang turut hadir dalam pelepasan mengatakan, usaha kecil seperti ini sangat layak untuk dibesarkan.

“Karena memiliki multiplier effect yang sangat banyak,” kata Husein.

Sementara itu, Dirut Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo mengatakan, produk briket dari UKM Tasikmalaya telah mampu menembus pasar global seiring dengan adanya permintaan ekspor ke negara-negara di Timur Tengah, Asia, dan Eropa.

“Sejalan dengan program pemerintah, saat ini produk dari koperasi sektor riil maupun produk UMKM berorientasi ekspor tengah ditingkatkan, baik dari sisi produksi, akses pasar, tata kelola, dan pembiayaan,” ungkap Supomo.

Dari sisi pembiayaan, ungkapnya, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM mendorong peningkatan pembiayaan koperasi sektor riil melalui LPDB-KUMKM.

“Harapannya, semakin banyak koperasi sektor riil yang mengakses pembiayaan dari LPDB-KUMKM yang mudah, murah, dan cepat, serta mampu memberikan pembiayaan yang akuntabel dan profesional kepada para anggota dan pelaku UMKM yang tergabung dalam koperasi,” papar Supomo.

Adapun Direktur CV Mandiri Persada Dewi Sinta mengungkapkan bahwa Mandiri Persada merupakan anggota dari Koperasi Makmur Mandiri (KMM) yang juga mitra LPDB-KUMKM.

“Sejak dibina KMM dan LPDB-KUMKM, ekspor briket yang tadinya hanya 6 kontainer menjadi 19 kontainer per bulan,” ungkap Dewi.

Ia menjelaskan untuk pembiayaan, produsen briket mendapatkan pembiayaan dari KMM sebesar Rp 2,5 miliar melalui dua tahap, yakni pada 2020 sebesar Rp1,5 miliar dan pada 2021 sebesar Rp 1 miliar.

“Itu digunakan sebagai modal kerja, mulai dari produksi, proses ekspor, dan pembelian bahan baku,” kata dia.

Dewi menjelaskan, produk dari CV Mandiri Persada menggunakan bahan baku batok kelapa dan arang bambu alami yang ramah lingkungan untuk kebutuhan bahan bakar domestik. Mulai dari memasak, pemanggangan, pengasapan pipa air, serta kebutuhan sisha, hookah, dan argileh.

Meski permintaan meningkat, kata dia, pihaknya masih menemui beberapa kendala, seperti ketersediaan bahan baku dan mahalnya ongkos pengiriman.

“Bahan baku tempurung kelapa berasal dari Aceh, Medan, Pangandaran, dan Sulawesi. Kita banyak menolak buyer karena keterbatasan bahan baku,” lanjutnya.

Terkait pengiriman, Dewi mengungkapkan, kendalanya terletak pada lamanya pengiriman dan mahal.

“Kapal tidak mau mengangkut arang, takut meledak. Padahal, produk kita aman, tidak meledak, dan sudah disurvei lembaga berwenang,” ungkapnya.

Untuk akses logistik, lanjut Dewi, produk briket arang Tasikmalaya menggunakan pengiriman jalur laut melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa usaha briketnya melibatkan masyarakat di dua kampung, atau sekitar 80-an kepala keluarga.

“Ke depan, bila kapasitas produksi kita tingkatkan, maka jumlah tenaga kerja akan kita tambah,” pungkas Dewi.

Selain Hongkong dan Irak, briket CV Mandiri Persada juga sudah menghiasi pasar belasan di Eropa, Asia, hingga Amerika Serikat. Di antaranya Lebanon, Maroko, Qatar, Arab Saudi, Brazil, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Turki, dan sebagainya.