Kemendikbudristek Menjajaki Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi di Tiongkok

Pendidikan057 views

Inionline.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi pertemuan sejumlah kampus di Indonesia dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing. Forum ini jadi upaya akselerasi kolaborasi dengan 100 perguruan tinggi top besar dunia di Tiongkok.

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam menyebut pertemuan ini sebagai bentuk upaya untuk mengembangkan pengetahuan antar universitas di Indonesia dan universitas terbaik di Tiongkok. Nizam berharap Indonesia dan Tiongkok dapat meningkatkan kolaborasi dan solidaritas.

“Peranan penting pendidikan tinggi salah satunya untuk perkembangan ekonomi. Dari program pertukaran pelajar ini anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dan menguatkan pertemanan antar negara,” jelas Nizam dalam keterangannya, Senin, 20 September 2020.

Nizam mengatakan, kolaborasi juga menyasar pada kerja sama antar profesor antar negara untuk menyelesaikan beragam masalah.  Contohnya, dampak pemanasan global dari perubahan iklim.

“Semoga dalam pertemuan ini juga dapat mempererat hubungan antar pembicara, stakeholders antar universitas,” terang dia.

Nizam berharap program Kampus Merdeka dapat menjadi sarana kolaborasi antara kedua negara. Ia mengungkapkan, melalui program Kampus Merdeka para mahasiswa mendapatkan manfaat yang banyak, utamanya dalam proses belajar dan mengajar.

Program Kampus Merdeka juga diharapkan dapat menginspirasi berbagai universitas dan dapat menambah ketertarikan para mahasiswa dalam meningkatkan dan mengembangkan potensinya. Melalui program ini, para mahasiswa dapat menghabiskan dua semester untuk mendapatkan pengalaman bekerja dalam berbagai profesi.

Program ini bertujuan menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Semua aktivitas para mahasiswa tersebut selalu diawasi oleh para mentor profesional yang berperan juga menjadi guru.

“Saya berharap semoga dengan program-progam yang dijalankan ini dapat mempererat hubungan antarnegara dan juga dapat menambah ilmu bagi para pelajar,” ujarnya.

Sekretaris Ditjen Diktiristek Paristiyanti Nurwardani menyampaikan, perguruan tinggi di Indonesia harus mampu bersaing di kancah internasional. Salah satu upaya dilakukan dengan mempererat hubungan bilateral dengan negara lain, contohnya dengan Tiongkok.

“Kerja sama kedua negara di bidang pendidikan tinggi berpotensi besar untuk lebih dikembangkan lagi. Salah satunya melalui pelaksanaan pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan mengembangkan sumber daya manusia, serta mendorong kolaborasi perguruan tinggi Indonesia dan Tiongkok,” ujar Paris.

Dengan adanya kerja sama yang telah terjalin, Paris berharap perguruan tinggi di Indonesia bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi terbaik di Tiongkok. Sekaligus, membuka pintu kerja sama dengan universitas terbaik dunia yang lain sehingga dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi Indonesia serta menambah semakin banyak perguruan tinggi kelas dunia di Indonesia.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok sebenarnya telah terjalin baik sejak 2005. Hubungan bilateral yang baik harus memiliki tiga pilar utama yaitu politic insecurity, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya dan pendidikan.

“Kita harus memiliki landasan yang sangat kuat dalam hubungan bilateral artinya pendidikan sosial budaya perlu dikuatkan sehingga jika rakyat saling menguatkan dan pilar-pilar lain seperti politik dan ekonomi akan saling mengikuti,” jelas Djauhari.

Djauhari juga mengungkapkan President Tiongkok Xi Jinping telah memberikan 3.000 beasiswa dan gelar sarjana untuk mahasiswa Indonesia. Kedua belah pihak juga mencapai kesepakatan untuk memberikan pendidikan kejuruan bagi 500 mahasiswa Indonesia di 23 jurusan terkait.

“Di sisi lain, pemerintah Indonesia akan memberikan insentif 200 persen untuk investor di pusat pendidikan, 300 persen untuk pusat penelitian dan pengembangan dan inovasi,” tutur Djauhari.