Terancam Digusur, Iwan Suryawan Advokasi Aspirasi KWT Pokdakan Budiata

Antar Daerah157 views

Bogor, Inionline.id – Anggota DPRD Jawa Barat fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Iwan Suryawan menggelar reses di Kelompok Wanita Tani (KWT), Jalan Mutiara Bogor Raya, Nomor blok E, RT.06/RW.17, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Rabu (11/08/2021).

Dalam lawatannya tersebut, Titin Srisuhartini selaku pengurus TPS 3R MBR dan KWT Budiata menyatakan bahwa bangunan yang berada diatas fasilitas umum (fasum) perumahan Mutiara Bogor Raya (MBR) ini terancam digusur.

“Terus terang karena kami disini itu dibangun diatas fasum yang terancam untuk digusur jadi kami mencoba untuk bagaimana caranya agar kami bisa mempunyai tempat baru untuk berkreatifitas, karena jika nanti jalannya jadi kami akan kehilangan proses ini semua,” ungkapnya.

Selain itu,menurut Sri dengan adanya PPKM semakin banyak orang yang dirumah jadi sampahnya juga melimpah bisa dua kali lipat volumenya.

“Jadi kami harus mempunyai effort yang lebih untuk menyelesaikan sampah, jadi kita dari sistem sampah memang volumenya menjadi sangat besar dan resiko terhadap kami sebagai pengelola sampah itu semakin tinggi, karena mungkin banyak warga kami yang isoman sehingga banyak sampah yang terbuang ke area pembuangan,” tuturnya.

Menurutnya, semua ini dimulai dari pengolahan sampah, hasil dari pengolahan sampah itu punya produksi sumber protein dan kompos, sumber protein dikembangkan serta dibudi dayakan, termasuk budi daya lele, ayam, ayam kampung dan puyuh salah satunya, ini untuk menyerap larva yang dihasilkan dari hasil olahan sampah, jika kompos organiknya kita pakai untuk pertanian sehat yang di demplot-demplot KWT.

“Di tahun 2017 kami hanya 8 anggota, alhamdulillah sekarang sudah kurang lebih 70 KK yang berkreatifitas disini dan semuanya adalah warga MBR,” imbuhnya.

Sesi foto bersama Iwan Suryawan bersama kelompok KWT Budiata, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor.

Produk unggulan KWT ini yaitu puyuh, sebelum PPKM produk mereka selalu terserap oleh pasar karena banyaknya pelanggan, termasuk juga pedagang bubur, dan warga setempat juga bisa mendapatkan manfaat protein dengan dekat.

Ikan lele pun KWT ini sebenarnya jika diproduksi banyak juga terserap, secara pasar tidak ada yang tidak terserap, terutama magot karena magot ini bisa untuk pengganti pakan ternak, jadi bisa menjadi alternatif pengganti pakan, jadi magot ini jika panen sudah ditunggu.

Secara jujur, ini menjadi satu template yang sudah kita coba kembangkan bagaimana kita menyelesaikan sampah lingkungan dan membuka lapangan pekerjaan dan juga menjadi tempat untuk kreatifitas jadi ini menjadi suatu inspirasi yang bisa diduplikasi dibanyak tempat untuk menyelesaikan sampah, itu harapan yang pertama,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Iwan Suryawan mengatakan bahwa dirinya memberikan support kepada warga MBR yang bisa mengelola lahan ini dari mulai sampah sampai dengan banyak produk lainnya, teramasuk magot, budi daya ayam kampung, lele, puyuh dan produk-produk lainnya.

“Ini harus kita support karena sangat sayang apabila semangat warga yang begitu menggebu-gebu dan juga berhasil dia membuat dan menciptakan lapangan pekerjaan juga bagi masyarakat yang lain dan bagi warga dengan adanya pengelolaan ini harusnya pemerintah hadir untuk memberikan penguatan dan alhamdulillah dari Dinas sudah ada yang tahu,” kata Iwan.

Namun menurutnya, hal ini harus dikembangkan dan memberikan ketenangan juga untuk teman-teman KWT ini bahwa kebijakan pemerintah itu memperkuat.

“Jangan sampai nanti ada beberapa hal yang mengganggu ini kita sudah bisa lakukan supporting untuk MBR ini dan ini bisa diduplikasi ke daerah-daerah lainya, tentunya dengan keyakinan dari warganya,” tutup Iwan.