Riset dari Mahasiswa UB, Telur Keong Mas Alternatif Penyembuhan Luka Kaki Diabetes

Pendidikan457 views

Inionline.id – Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis mematikan dengan jumlah kasus yang tergolong tinggi. Berdasarkan data International Diabetes Federation pada 2015, Indonesia menempati urutan ke-9 penyandang diabetes melitus terbanyak di dunia.

Diabetes melitus menyebabkan komplikasi berupa luka kaki diabetes, yang mengakibatkan amputasi kaki, bahkan berujung pada kematian.

Penyembuhan luka kaki diabetes sudah banyak menggunakan beberapa pengobatan, mulai dari medis hingga non medis. Namun, terapi alternatif lebih banyak diminati masyarakat karena biaya pengobatan yang relatif murah, dan tidak menimbulkan efek samping.

Keong mas dikenal sebagai hama yang merugikan petani. Untuk mencegah kerugian yang semakin besar, dapat dilakukan dengan memanfaatkan telur keong mas tersebut. Bahan alternatif berupa telur keong mas ini ternyata memiliki aktivitas antioksidan cukup tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan penyembuhan luka.

Melihat hal tersebut, tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mencoba memberikan solusi memanfaatkan bahan telur keong mas sebagai alternatif penyembuhan luka kaki diabetes.Mereka ialah Chosiatun Nafingah, Silvi Zakiyatul Ilmiyah, serta Divai Nabilatul Ngilmiyah.

Penelitian ketiga mahasiswa tersebut berhasil memperoleh pendanan dari Kemdikbudristek dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 bidang Riset Eksakta.

“Pada penelitian ini, kami menggunakan sel punca mesenkim sebagai bahan tambahan yang akan dikombinasikan dengan telur keong mas,” kata Chosiatun mengutip siaran pers UB, Kamis, 12 Agustus 2021.

Menurut penelitian, kata dia, sel punca mesenkim memiliki kemampuan mempercepat penyembuhan luka dengan cara mempercepat penutupan luka. Selain itu, meningkatkan angiogenesis, memodulasi peradangan, dan meregulasi remodeling matriks ekstraselular.

Telur keong mas diekstrak sehingga didapatkan zat warna karotenoid berupa cairan kental berwarna oranye, serta sel punca mesenkim yang nantinya kedua bahan tersebut akan dikombinasikan pada perban sebagai dressing luka untuk menjaga luka agar tetap lembab dan bakteri dari luar tidak masuk ke dalam.

Chosiatun berharap penelitan ini dapat membantu dalam penggunaan alternatif baru penyembuhan luka yang efektif, sekaligus sebagai pemberantas keong mas yang dianggap hama oleh para petani. Sehingga, hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan diaplikasikan secara langsung pada manusia.