Pemprov Jabar Matangkan Rencana Pembangunan Etalase Citarum, M Ichsan Ingatkan Keseimbangan Pemulihan Citarum

Antar Daerah257 views

BANDUNG, Inionline.id – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus mematangkan rencana pembangunan etalase Sungai Citarum. Rencananya etalase yang merepresentasikan contoh hasil penanganan Sungai Citarum dan upaya pemerintah dalam program pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum melalui program Citarum Harum itu berada di kawasan Sub DAS Citarik Kabupaten Bandung.

Dalam rapat virtual stakeholder Citarum yang dipimpin oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias itu terungkap pembangunan etalase Citarum tersebut melibatkan sejumlah pihak. Di antaranya, Monash University, Direktorat Jenderal Keuangan Negara (DJKN), serta Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.

Prima mengatakan, saat ini pihaknya akan melaju pada rencana penyusunan grand disain atau masterplan etalase Citarum tersebut. Pihaknya menargetkan pada 2022 mendatang etalase Citarum tersebut dapat diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat.

“Saat ini sudah ada dua desa yang akan menjadi lokus pembangunan etalase Citarum. Kami akan menindaklanjuti dengan menyusun grand disain etalase Citarum ini karena grand disain ini harus disusun untuk pengaplikasian rencana jangka panjang atau long term plan,”ujar Prima dalam rapat virtual, Kamis (12/8/2021).

Hadir saat itu, Kepala Bidang Penilaian Kantor Wilayah DJKN Jawa Barat, Acep Irawan, PPK Tatalaksana Satker BBWS Citarum, R Yayat Yuliana, Tim Ahli Satgas Citarum Taufan Suranto, Bappeda Jabar, Dinas Permukiman dan Perumahan Jabar, dan BP2D Jabar.

Dikatakan Prima, sebelum melangkah pada rencana penyusunan masterplan pihaknya meminta DJKN untuk memastikan status lahan yang akan menjadi lokus pembangunan etalase Citarum.

Sementara itu, Acep Irawan mengatakan DJKN ingin menjadikan etalase Citarum di Citarik sebagai ekowisata, kampung tematik, menjadikan masyarakat sadar lingkungan, optimalisasi oxbow, wisata air, dan infrastruktur seperti bangunan pusat informasi Citarum Harum, dan community center/cultural center.

Lina Yulianty dari Bappeda Jabar menambahkan, meski rencana kegiatan tersebut tidak eksplisit ada di Rencana Aksi penanganan Citarum, namun sejalan dengan program-program Citarum.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPRD Jabar, Mochamad Ichsan Maoluddin mengatakan bahwa bagaimana sungai yang terbentang melewati beberapa kota, dimana sepanjang citarum itu terdapat sektor.

“Artinya yang mempertanggung jawabkan sektor-sektor tersebut, itu unsurnya baik dari TNI kemudian Tegak Lingkungan, kepolisian, karena ranahnya yang memang rawan ketika itu tidak bisa dipayungi oleh hukum,” imbuh Ichsan.

Legislator asal Kabupaten Bogor ini menilai, etalase Citarum lebih kepada progres penanganan, dengan jabaran progresnya sudah sampai titik tertentu, terhadap Citarum itu.

“Dimulai dari Citarum Bestari sekarang Citarum Harum, berarti memang ini memang PR panjang, jadi waktunya sangat panjang untuk menyelesaikan masalah-masalah di Citarum,” terang Ichsan.

Terlebih, menurut M Ichsan sebetulnya yang penting selain itu bisa saja tidak menjadi masalahnya sebetulnya, tetapi jika hanya mengandalkan etalase saja tetapi tidak ada kinerja yang konkrit bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang ada disekitaran badan sungai Citarum.

“Itu menjadi titik fokus kita sebetulnya jadi pendangkalan, sebagiannya tercemar itu memang bagian yang menjadi fokus penanganan dimana masalah sampah yang tidak luput juga dari pengawasan kita, karena Citarum Harum itu kedepannya adalah menjadi potret untuk pariwisata air di Jawa Barat, itu endingnya, jika sudah menjadi ekosisistem yang bagus diperairan sungai Jawa Barat ini adalah sebetulnya wajah bagaimana Pemprov Jawa Barat mengelola perairan yang ada disepanjang bantaran sungai Citarum,” papar Ichsan.

Hasil rapat terakhir Komisi IV DPRD Jabar dengan DLH Jawa Barat pun terungkap dimana Dinas Lingkungan Hidup akan mengadakan semacam alat dimana perangkat tersebut bisa mengecek kondisi air yang ada di Citarum itu apakah dari sisi kualitas dari sisi kandungan kimiawi dan ini akan terpantau dan terbaca dalam sebuah semacam distributif DCS.

“Kemarin juga Dinas Lingkungan Hidup meminta dibantu untuk memperkuat anggarannya, tapi saya kira itu memang sudah ada walaupun belum lengkap,” tutup Ichsan, Selasa (17/8/2021).