Bogor, Inionline.id – Dinamika dunia pendidikan Kota Bogor tampak tidak ada habisnya, kali ini anggota DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan berhasil membantu salah satu siswa SMK Kamandaka yang hampir gagal melanjutkan pendidikannya.
Siswa yang tidak ingin diungkap jati dirinya tersebut mengaku kesulitan melunasi biaya pendaftaran sekolah, iuran SPP selama 3 bulan, dan pembayaran uang gedung karena latar belakang ekonomi keluarganya yang terbatas.
Melihat fakta tersebut, Iwan Suryawan yang juga puluhan tahun menjadi tokoh pendidikan di Kota Bogor tidak tinggal diam.
Iwan Suryawan langsung melunasi seluruh kewajiban pembayaran siswa tersebut hingga lunas.
“Ini adalah aspirasi warga tidak mampu dari daerah Panaragan dan bisa bersekolah di SMK Kamandaka, akhirnya kita advokasi untuk memastikan kebutuhan anak tersebut dan bisa terus bersekolah di Kamandaka,” ujar Iwan, Kamis (05/08/2021).
Legislator senior Kota Bogor ini mengaku bahwa komunikasi pihak sekokah yang langsung diwakili Kepala Sekolahnya sangat terbuka agar siswa tersebut bisa melanjutkan sekolahnya.
Akibat dinamika seperti ini, Iwan Suryawan pun berpendapat bahwa sesuai kewenangan untuk mengatasi masalah di tingkat SMA atau SMK sederajat maka Pemerintah Provinsi Jawa Baratlah yang seharusnya mengambil alih masalah seperti ini.
“Dari DPRD Provinsi Jawa Barat sendiri telah berupaya untuk terus meningkatkan program Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) tersebut, hal ini bertujuan agar aliran uang masuk ke sekolah swasta itu bisa menutupi beberapa masalah seperti ini,” kata Iwan.
Namun disatu sisi, menurut mantan Wakil Ketua DPRD ini sekolah swasta juga memiliki ruang untuk memberikan kebijakan-kebijakan agar siswa-siswi diberikan keleluasaan untuk bersekolah.
Hal tersebut didasari oleh ketetapan wajib belajar 12 tahun, tapi di sisi lain sekolah swasta itu perlu dana untuk operasional karena membiayai sendiri aktivitas pendidikannya.
“Penguatan anggaran kepada sekolah swasta itu sangat penting karena jumlah siswa yang mau masuk ke SMA atau SMK negeri banyak sekali, kemudian yang tidak diterima banyak sekali akhirnya masalah itu ditampung oleh sekolah-sekolah swasta,” tutup Iwan.
