Genjot Ekonomi Nasional, Kemnaker Mendorong Milenial Berkarya

Ekonomi157 views

Inionline.id – Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) mendorong kelompok milenial berkarya agar memberikan kontribusi yang lebih luas terhadap perekonomian nasional.

Angka statistik menunjukkan generasi milenial dan generasi Z menjadi kunci performa ekonomi Indonesia di masa depan.

Dorongan ini disampaikan dalam acara Ngopi Daring bertajuk ‘How to Boost Millenial HR During Pandemic’ yang digelar Politeknik Ketenagakerjaan pada Jumat (30/7/2021).

Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan, masa pandemi Covid-19 merupakan momentum penting bagi semua pihak seperti institusi pendidikan, generasi milenial, dan para pelaku usaha untuk bersama-sama bangkit dan terus berkarya guna menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Bagi institusi pendidikan, khususnya Polteknaker, harus terus mampu mengedepankan research and development yang terprogram bagi peningkatan SDM generasi milenial,” ujar Anwar dalam sambutan acara itu.

Kemajuan informasi, teknologi, dan informasi menjadi ujung tombak perubahan berbagai bidang sosial-ekonomi.

Menurutnya, generasi milenial harus mampu mengoptimalkan SDM dan adaptif dengan kemajuan teknologi. Mereka diharapkan menjadi penerus bangsa menghadapi perubahan berbagai bidang pembangunan.

Sedangkan para pelaku usaha di dunia usaha dan industri pun harus dapat mengelola dan memastikan para HR untuk konsen terhadap potensi SDM milenial, sehingga terjalin kinerja dan ketahanan (resilience).

Perusahaan pun dapat terus tumbuh di masa pandemi untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional.

“Melalui kesempatan ini, saya berharap acara Ngopi Daring Nasional ini menjadi program berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi generasi milenial, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih luas terhadap perekonomian nasional,” kata dia.

Saat masa pandemi Covid-19, gelombang pekerja berusia 18 hingga 30 tahun telah memasuki angkatan kerja. Kelompok ini disebut kaum milenial yang identik dengan perkembangan teknologi dan tak mudah memastikan agar kaum milenial ini dapat bekerja dengan baik di perusahaan.

Penelitian oleh Gallup (2016) menunjukkan hanya 29 persen karyawan milenial secara emosional dan perilaku terhubung erat dengan pekerjaan dan perusahaan.

Hal ini tentu merupakan kerugian besar bagi perusahaan. Mereka, kata Anwar, hanya muncul di jam kerja namun tidak memberikan yang terbaik untuk perkembangan perusahaan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, mencatat generasi milenial di dunia kerja menempati posisi pertama dengan 33,25 persen dalam hal komposisi populasi di Indonesia.

Selanjutnya peringkat kedua diraih oleh generasi Z (29,23 persen), dan posisi ketiga oleh generasi X (25,74 persen), dan keempat adalah baby boomers (11,27 persen).

“Angka statistik ini menunjukkan bahwa kemampuan memaksimalkan generasi milenial dan generasi Z menjadi kunci performa bangsa Indonesia di masa depan, dalam menghadapi persaingan global sekaligus mendorong pertumbuhan produktivitas yang berdampak penguatan perekonomian Indonesia,” ujar Anwar Sanusi.

Sementara Plt. Direktur Polteknaker, Elviandi Rusdy, berharap kelompok milenial di masa pandemi Covid-19 dan revolusi industri 4.0 mampu meningkatkan kompetensi dan produktivitas sehingga angkatan kerja yang ada di Indonesia dapat diserap dengan baik.

Saat ini produktivitas kerja milenial di Indonesia masih sebesar 74,4 persen, angka ini di bawah rata-rata negara ASEAN sekitar 78,4 persen.

“Ini tantangan bagi kita kaum milenial agar di masa pandemi dan revolusi industri ini terus melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi,” katanya.