Setelah Gagal Penalti di Final Euro 2020, Sancho: Perasaan Terburuk dalam Karierku

Inionline.id – Jadon Sancho terpukul setelah kegagalannya mengonversi penalti berkontribusi atas kekalahan Inggris. Sancho minta maaf, terutama kepada fans the Three Lions.

Winger berusia 21 tahun itu menjadi satu dari tiga penendang Inggris yang gagal dalam adu tos-tosan melawan Italia di final Euro 2020 akhir pekan lalu. Sancho melepaskan sepakan mendatar yang arah bolanya bisa ditebak oleh kiper Gianluigi Donnarumma. Pada akhirnya, Italia memastikan diri menjadi kampiun usai tendangan penalti Bukayo Saka juga bisa diselamatkan.

Kegagalan ini membuat penantian Inggris akan gelar juara turnamen mayor semakin panjang. Satu-satunya gelar juara yang diperoleh Inggris sebeumnya adalah Piala Dunia 1966 atau 55 tahun silam.

“Aku sudah menjalani beberapa hari untuk merenungkan final pada Hari Minggu dan masih merasakan emosi yang campur-campur,” tulis Sancho di Instagram.

“Aku ingin mengatakan maaf kepada seluruh rekan setimku, staf pelatih, dan terutama seluruh penggemar yang kukecewakan. Ini adalah perasaan terburuk yang pernah kurasakan di dalam karierku. Bahkan perasaannya sulit diucapkan dengan kata-kata, tapi ada banyak sekali sisi positif yang bisa di ambil dari turnamen ini meskipun kekalahan itu akan terasa menyakitkan untuk waktu yang lama.”

“Apa yang pertama kupikirkan setiap kali bermain di pertandingan sepakbola selalu ‘Apa yang kubisa untuk membantu timku? bagaimana aku akan menciptakan assist? bagaimana aku akan mencetak gol? bagaimana aku akan menciptakan peluang? Dan itulah apa yang sesungguhnya ingin kulakukan dengan penalti itu, membantu tim.”

“Aku siap dan percaya diri untuk mengambil penaltinya. Itu adalah momen-momen yang Anda impikan saat masih kanak-kanak, itulah mengapa aku bermain sepakbola. Itu adalah situasi tertekan yang Anda inginkan sebagai seorang pesepakbola,” sambung pemain Borussia Dortmund ini.

“Aku toh sudah mengonversi banyak penalti sebelumnya di level klub. Aku telah banyak berlatih baik untuk klub dan tim nasional jadi aku memilih menendang ke sudut tapi kali ini tidak berhasil. Kami semua memiliki ambisi yang sama. Kami menginginkan membawa pulang trofinya,” kata Sancho.

Marcus Rashford menjadi penendang penalti Inggris yang gagal lainnya. Ketiga pemain itu lantas menjadi sasaran amuk suporternya sendiri, yang sebagian melontarkan komentar-komentar bernada pelecehan rasial.

“Aku tidak akan berpura-pura aku tidak melihat pelecehan rasial yang kuterima dengan Marcus dan Bukayo setelah pertandingan, tapi sedihnya ini bukanlah hal yang baru. Sebagai masyarakat kita mesti melakukan yang lebih baik, meminta pertanggung jawaban orang-orang ini. Kebencian tidak akan pernah menang,” Sancho menambahkan.