Pola Makan Gizi Seimbang Menjadi Cara Tingkatkan Imunitas selama Pandemi

Kesehatan157 views

Inionline.id – Baik di masa pandemi maupun tidak, menjaga asupan gizi seimbang merupakan hal yang penting dilakukan. Hal ini juga diketahui memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan imunitas.

Dokter Spesialis Gizi Sheena RA mengatakan, di masyarakat Indonesia, seseorang dianjurkan untuk menganut diet atau pola makan dengan gizi seimbang.

Sheena mengatakan bahwa bagan yang menunjukkan gizi seimbang biasanya berbentuk seperti segitiga “tumpeng.” Sheena menjabarkan, komponen pertama yang dipenuhi dalam gizi seimbang adalah makanan pokok, yang dapat dikonsumsi sebanyak tiga sampai delapan porsi dalam sehari.

“Jadi makanan pokok ini tidak boleh dilewati, tidak boleh di-skip. Harus tetap ada makanan pokok dalam setiap kali jam makan,” kata Sheena.

Sayur, Buah, dan Protein

Komponen lain dalam gizi seimbang adalah sayur-sayuran yang disarankan untuk dikonsumsi sebanyak tiga sampai lima porsi per hari. Sementara untuk buah dapat dimakan hingga dua sampai tiga porsi dalam sehari.

Sheena mengatakan, di dalam sayur dan buah mengandung vitamin yang baik dikonsumsi untuk tubuh.

“Lalu untuk protein nabati dua sampai tiga porsi per hari dan protein hewani dua sampai tiga porsi per hari,” kata Sheena melanjutkan.

“Komponen makanan ini harus ada dalam setiap piring makan kita sehari-hari. Tidak boleh dihilangkan salah satu komponennya dan digantikan komponen lain dalam jumlah yang lebih banyak,” sambungnya.

Protein Tak Cuma dari Susu

Selain itu untuk protein, Sheena juga mengatakan bahwa di masa pandemi, asupan protein juga dapat ditingkatkan.

“Protein ini juga menjadi sumber energi yang baik sel-sel sistem imun kita,” ujarnya. Untuk asupan protein ini, Sheena merekomendasikan seseorang mengonsumsi minimal 1,2 gram per kilogram berat badan per hari, dengan catatan seseorang memiliki fungsi ginjal baik.

“Jika tidak tercukupi kebutuhan protein ini, kita dapat memberikan suplementasi atau oral nutritional supplement yang memang mempunyai kandungan tinggi protein,” ujarnya.

Suplemen ini bisa berupa makanan cair atau susu. “Yang penting adalah komposisinya, bukan mereknya.”

Namun, Sheena mengingatkan bahwa susu bukanlah satu-satunya makanan atau minuman yang menjadi sumber protein.

“Ada bahan makanan sumber protein yang lain, contohnya daging, unggas, telur, lalu ada juga lauk-lauk nabati, tempe, tahu, kacang-kacangan,” kata Sheena.

“Jadi bukan hanya susu yang bisa kita pakai sebagai sumber protein yang utama. Ada sumber protein yang lainya,” tandasnya.