Payakumbuh Menunda Sekolah Tatap Muka Sampai 75% Warganya Divaksin

Pendidikan057 views

Inionline.id – Pemerintah kota Payakumbuh menunda pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sampai 75 persen warganya telah divaksin covid-19.  Kebijakan ini diambil, meskipun saat ini wilayah Payakumbuh sudah memasuki status zona kuning, tapi daerah sekitar berada di zona oranye dan zona merah.

“Menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, kami sudah sepakat dengan Bapak Kapolres agar PBM tatap muka belum dibolehkan atau ditunda dahulu, sampai kita mencapai level herd immunity,” kata Wali kota Payakumbuh, Riza Falepi usai rapat koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, Rabu, 7 Juli 2021.

Ia mengatakan, itu merupakan langkah antisipasi agar peserta didik aman dari paparan covid-19, terlebih varian delta yang dikabarkan mulai masuk Sumbar.  Menurut dia, untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity diperlukan angka vaksinasi covid-19 di atas 75 persen.

Menurutnya, sekolah tatap muka baru bisa dipertimbangkan kembali untuk dilaksanakan saat itu sudah tercapai.  “Disebut paranoid karena varian delta ini? Biarlah. Kita khawatir nanti kejadian di kita seperti di luar daerah. Lihat di pulau Jawa kasusnya meledak dan tak terkendali, ngeri, bisa habis kita,” ujar dia.

Ia menyadari dengan kebijakan yang dilakukannya kali ini, pihaknya akan banyak dicaci-maki oleh beberapa pihak.  “PTM dimulai pada 12 Juli mendatang. Untuk dua minggu pertama, dilaksanakan sekolah daring saja dahulu. Setelah itu, terkait kebijakan selanjutnya Satgas Covid-19 bakal melihat perkembangan, karena saat ini masih banyak pengajar atau guru yang belum divaksin,” katanya.

Ia juga mengatakan, saat ini siswa sudah bisa divaksin covid-19, karena pemerintah pusat membolehkan anak usia 12 sampai dengan 17 tahun untuk menerima suntikan vaksin tersebut.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV (Kacabdisdikwil) IV Asricun mengatakan meski SMA/SMK/SLB di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Sumbar.  Namun terkait kebijakan sekolah tatap muka di tengah pandemi tetap mengikuti keputusan kepala daerah di wilayah masing-masing.

“Apabila vaksin banyak tersedia, kami mengusulkan agar petugas turun ke SMA/SMK/SLB untuk jemput bola melaksanakan vaksinasi kepada guru dan siswa berusia 12 tahun ke atas. Dengan begitu, menurut data kami, bakal ada 12.000 vaksin yang bisa tersalurkan hanya dari lingkungan SMA/SMK/SLB yang ada di wilayah kota Payakumbuh,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian (Kemenag) Agama, Ramza Husmen menyampaikan kalaupun PTM dilaksanakan secara daring, madrasah sudah menyiapkan pelaksanaannya.

“Yang jelas, kami memastikan tenaga pendidik kami sudah divaksin bila sekolah tatap muka nantinya diperbolehkan,” kata Ramza.

Vaksin untuk Indonesia

Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk “Vaksin untuk Indonesia”. Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental.

Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti “obat” atau “anti-virus”, tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.

“Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema ‘Vaksin untuk Indonesia’. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi,” terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.

Program “Vaksin untuk Indonesia” tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20.05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.