Kemenkop UKM Dinilai Responsif Membendung Produk Impor ke RI

Ekonomi057 views

Inionline.id – Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada menyebut Presiden Jokowi menargetkan ada 30 juta UMKM pada tahun 2024 secara onboarding. Artinya tidak hanya masuk dalam market place tetapi sudah berjualan melalui medsos, dan mudah untuk masuk e-commerce bagi pelaku UMKM di lintas daerah.

Untuk mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, fokus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah sesegera mungkin membuat UMKM naik kelas dengan indikator yang tadinya informal menjadi formal. Ia juga menilai Kemenkop UKM sudah responsif dalam membendung produk impor ke dalam negeri.

“Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga sangat responsif dengan menahan laju produk impor dan menggenjot inovasi dan kreativitas produk UKM dan go digital dengan cara masuk ke pasar melalui e-commerce,” ujar Rah Mada dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7/2021).

Hal itu ia katakan dalam webinar dengan tema Kreativitas Brand Lokal Rasa Global, Rabu (7/7). Webinar tersebut merupakan kerja sama Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Rah Mada menambahkan, SMESCO telah menjalankan pemasaran produk UMKM secara digital sejak 2008. Namun, mengingat sekarang semua sektor telah masuk pada proses digitalisasi, maka harus disikapi secara bersama oleh semua stakeholder terkait dengan tantangan dalam membangun ekosistem digital UMKM.

Menurut Rah Mada, SMESCO akan melauncing Siren.id (Smesco Indonesia Retail Network), guna memperluas jaringan channel pemasaran produk UKM di pasar domestik. Selain itu juga membangun pergudangan hingga nano warehousing yang akan membantu biaya ekspedisi menjadi lebih murah.

“UMKM silakan kirim barang ke kami dan akan di-pack, dan kami kirimkan ke seluruh pulau Jawa dan akan kami buat tarifnya flat,” ujarnya.

Rah Mada mengakui ada beberapa hambatan dalam perkembangan UMKM adalah soal akses pembiayaan. Padahal pemerintah telah menyiapkan KUR, namun aksesnya tak mudah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya agar membuat UMKM jadi bankable sehingga bisa membesarkan bisnis dari informal ke formal. Tantangan kedua, adalah masuk ke rantai pasok industri besar.

“Kami andaikan UMKM seperti sekoci yang kecil dan banyak dan butuh kapal tongkang agar bisa maju,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Savi Ferdy D. Savio mengatakan walaupun kapasitas usaha dalam skala kecil seperti UKM, harus memiliki rencana dan target yang jelas. Harus disadari pula saat ini merupakan era digital yang bisa mempercepat dan mempermudah transaksi penjualan dan pembelian.Dia menekankan, hal lain yang diperhatikan adalah siapa dan alasan konsumen membeli.

“Kebanyakan orang hanya berpikir bagaimana usaha produknys laku, bagaimana uang bisa banyak. Tetapi lupa berkembangnya usaha bergantung pada pelanggan,” kata dia.

Maka dari itu, Ferdy mendorong pelaku UMKM memiliki database pelanggan untuk mengenal pelanggan alasan mereka membeli

“Sedikit yang bisa tahu siapa yang beli dan siapa yang jadi pelanggan mereka bahkan tidak mengetahui pelanggan tetap mereka,” ujar dia.

Webinar tersebut juga menghadirkan pelaku UKM, Cucu Haris yang berbagi pengalaman mengenai usahanya dalam membangun usaha dari skala kecil hingga berkembang seperti saat ini. Dia bercerita memulai usaha dari tenda hingga bisa pindah ke ruko dan kedai.

“Kalau bangun usaha pasti alami tantangan dan terus perbaiki (produk). Kadang saat sudah jadi, kita bingung bagaimana menjualnya,” ujarnya.

“Tidak lupa kami jaga hubungan baik dengan pelanggan, minta nomor kontaknya. Kemudian komunikasi langsung dengan pelanggan, kita tawarkan dan bagi info kepada mereka,” kata Cucu.

Dalam kesempatan terpisah Koordinator PMO Komunikasi Publik KPCPEN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki dan telah menjalankan sejumlah program untuk membantu UMKM mengatasi dampak pandemi. Sampai sejauh ini, langkah yang diambil pemerintah sudah mulai menunjukkan hasil positif untuk UMKM.

Menurut Arya, upaya ini akan terus ditingkatkan dengan mendorong UMKM untuk mengoptimalkan pemanfaatan digital, terutama dalam hal pemasaran produk.

“Dalam hal ini pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak mengupayakan dukungan untuk kebutuhan permodalan kepada UMKM, yang dipastikan tidak akan memberatkan UMKM,” ujar Arya.