5 Puskesmas di Blitar Tutup Sementara Dikarenakan Nakesnya Tumbang Kelelahan

Antar Daerah057 views

Inionline.id – Tingginya aktivitas nakes mulai proses tracing, testing, vaksinasi hingga pemakaman membuat mereka kelelahan. Akibatnya, lima puskesmas di Kabupaten Blitar terpaksa menutup layanan sementara karena banyak nakesnya yang tumbang.

Kabid Yankes Dinkes Pemkab Blitar, Christine Indrawaty membeberkan, kelima puskesmas itu berada di Kecamatan Bakung, Wonodadi, Sanankulon, Wlingi, dan Kanigoro. Ada total sebanyak 26 nakes dengan rincian di Puskesmas Bakung enam orang, Sanankulon empat orang, Kanigoro lima, Wonodadi lima dan di Puskesmas Wlingi ada enam orang nakes. Selain nakes di puskesmas, sebanyak enam pegawai di kantor Dinkes Pemkab Blitar juga terkonfirmasi positif Corona.

“Iya karena nakes kami banyak yang tumbang, artinya terkonfirmasi positif COVID-19. Maka lima puskesmas terpaksa kami tutup layanan untuk sementara,” jawab Christine dikonfirmasi detikcom, Senin (19/7/2021).

Christine mengakui beban kerja nakes di puskesmas makin tinggi. Mulai dari melakukan tracing, testing, pemulasaraan jenazah, pemakaman, vaksinasi dan mengikuti giat dalam operasi yustisi. Sebelum banyak nakes ini tumbang, dalam rapat koordinasi Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Christine telah menyampaikan agar beban kerja nakes puskesmas dikurangi.Penutupan sementara layanan di lima puskesmas itu hanya selama tiga hari. Selain untuk keperluan general cleaning, juga memberi kesempatan kepada nakes beristirahat. Seperti di Puskesmas Wlingi, layanan baru buka kembali hari kamis 22 juli mendatang.

Seperti dalam proses pemulasaraan dan pemakaman jenazah pasien COVID-19. Proses ini selain memakan waktu lama, juga sangat menguras energi para nakes. Padahal, penanganan jenazah pasien Corona sama dengan penanganan jenazah penyakit menular lainnya.

Selama ini, pihak desa selalu meminta nakes puskesmas mendampingi dalam proses pemakaman. Padahal semakin ke sini, jumlah kematian pasien COVID-19 makin tinggi. Dan pemakaman harus secepatnya dilakukan, tidak peduli itu tengah malam atau dini hari.

“Nah ini yang memicu kelelahan nakes kami. Dan kelelahan ini menstimuli daya tahan tubuh mereka jadi drop hingga terinfeksi Corona. Sehingga dalam rakor kemarin, kami sepakat, penanganan jenazah pasien Corona diserahkan sepenuhnya ke pihak desa. Dan kami berikan kembali pelatihan pemulasaraan penyakit menular kepada desa,” pungkasnya.