Vaksin AstraZeneca Diklaim Bisa Mencegah Penularan Varian Corona

Berita057 views

Inionline.id – Vaksin Covid-19 AstraZeneca diklaim mampu melawan pengaruh dari varian mutasi virus SARS-CoV-2 yang saat ini juga mulai bermunculan di Indonesia.

Direktur AstraZeneca Indonesia Rizman Abudeiri meyakini vaksin pihaknya yang sudah disetujui peredarannnya di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu telah melalui banyak tahapan penelitian, mulai aspek keamanan, efikasi, dan kualitas.

“Kita juga harus percaya bahwa proses vaksinasi yang dilakukan hari ini tidak hanya bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19, atau menuju herd immunity yang bermanfaat untuk pencegahan Covid-19. Tapi juga varian-variannya, kita harus percaya itu,” kata Rizman dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Lawan Covid 19 ID, dikutip Jumat (4/6).

Risman menegaskan, kesepakatan untuk menggunakan vaksin buatan perusahaan farmasi Inggris itu di Indonesia telah melalui banyak kajian saintifik yang mendalam. Sehingga, pemerintah menurutnya telah mempertimbangkan baik-buruknya suatu vaksin.

Risman sekaligus menginformasikan saat ini sebanyak 400 juta dosis vaksin AstraZeneca telah diproduksi dan didistribusikan ke 165 negara.

Dari jumlah itu, AstraZeneca menurutnya juga mengedarkan vaksin melalui skema kerjasama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility sebanyak 66 juta dosis ke 120 negara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapat jatah vaksin dari skema COVAX Facility. Terhitung, saat ini Indonesia sudah kedatangan sebanyak kurang lebih 6 juta dosis vaksin AstraZeneca.

“Pemerintah dalam melakukan keputusan tidak main-main. Dan kami sebagai industri farmasi, data yang kita sampaikan sangat luar biasa. Dikaji sangat mendalam, sangat cermat, sehingga keputusan ini terjadi,” ujarnya.

Masih di acara yang sama, Pemerhati Imunisasi, Julitasari Sundoro mengatakan mutasi merupakan hal lumrah yang terjadi sebagai respons kehidupan dari virus. Oleh sebab itu, Julitasari meminta masyarakat untuk tidak panik bahwa kegunaan vaksin akan sia-sia.

Julitasari memastikan sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang secara gamblang menegaskan hubungan pada mutasi virus yang menurunkan efikasi dan efektivitas vaksin. Ia meminta publik menunggu riset peneliti ihwal mutasi dan vaksin ini.

“Sebetulnya sampai saat ini belum ada bukti bahwa mutasi mengganggu kerja vaksin,” kata dia.

Sebelumnya, hasil penelitian lembaga kesehatan di Inggris (PHE) menyatakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca 66 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 B117. Sementara satu dosis vaksin AstraZeneca 50 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian B117 setelah 3 minggu disuntikkan.

Penelitian yang dilakukan oleh PHE dalam rentang waktu 5 April hingga 16 Mei 2021 ini juga mengemukakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian B1617 asal India. Pun dilaporkan pemberian satu dosis vaksin AstraZeneca 33 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian B1617 pasca 3 minggu vaksin tersebut disuntikkan.