Suharso Monoarfa: Bank Dunia Kejar Bappenas Agar Menyetujui Program Utang

Ekonomi057 views

Inionline.id – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku pihaknya sempat dikejar-kejar Bank Dunia (World Bank) untuk menyetujui program utang yang diusulkan oleh lembaga internasional tersebut. Namun, tak semua program utang disetujui.

“World Bank misalnya kejar-kejar Bappenas untuk menyetujui sebuah program. Ada yang kami setujui, ada yang tidak kami setujui,” ucap Suharso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rabu (23/6).

Ia mengaku pihaknya banyak menolak pinjaman dari berbagai lembaga. Namun, Suharso tak merinci program utang dan dari lembaga mana saja yang ditolak tersebut.

“Kalau tidak cocok, kami tolak,” jelasnya.

Bappenas, kata Suharso, punya tugas untuk memastikan apakah program utang yang dilaksanakan pemerintah pantas atau tidak. Semua program utang negara harus mendapatkan persetujuan dari Bappenas.

“Bappenas hanya ingin melihat programnya saja, patut atau tidak, pantas atau tidak pantas. Sejauh mana ini, kalau bagus ya dilakukan,” jelas Suharso.

Diketahui, Indonesia mengantongi utang sekitar US$1,7 miliar dolar atau setara Rp24,6 triliun (kurs Rp14.489 per dolar AS) dari Bank Dunia dalam sepekan terakhir.

Utang tersebut digelontorkan bertahap untuk mendukung tiga program pemerintah. Pertama, sebesar US$400 juta untuk mendukung reformasi demi memperdalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sektor keuangan pada 11 Juni 2021.

Kedua, sebesar US$800 juta untuk mendanai reformasi kebijakan investasi dan perdagangan, serta membantu percepatan pemulihan ekonomi pada 16 Juni 2021. Ketiga, US$500 juta untuk program penanganan pandemi covid-19, termasuk penguatan sistem kesehatan dan program vaksinasi gratis dari pemerintah pada 19 Juni lalu.

Sementara, Suharso mengatakan rasio utang Indonesia saat ini 39,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angkanya meningkat terus meningkat.

“Perbandingan antara rasio utang Indonesia dibandingkan negara lain pada 2019-2020 meningkat sekitar 8 persen dari 30,2 persen ke 39,4 persen,” ujar Suharso.

Meski begitu, Suharso menyebut beberapa negara justru rasio utang sudah lebih tinggi dari Indonesia. Salah satunya China.

“Kalau bercermin ke negara-negara lain sesungguhnya banyak negara termasuk China sendiri punya utang yang jauh lebih besar dari PDB nya, Amerika Serikat (AS) juga di atas PDB nya, Jepang dua kali dari PDB,” jelasnya.