Serangan Drone Houthi Berisi Bom Menghantam Sekolah di Arab Saudi

Internasional057 views

Inionline.id – Sebuah pesawat tak berawak (drone) bermuatan bom yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman menghantam sebuah sekolah di Arab Saudi. Serangan itu terjadi pada hari Minggu (13/6) waktu setempat di tengah meningkatnya upaya diplomatik untuk gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai.

Senin (14/6/2021), kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) yang mengutip otoritas pertahanan sipil, melaporkan tak ada yang terluka dalam serangan di provinsi Asir, Saudi selatan itu.

Foto-foto yang dirilis oleh SPA menunjukkan atap bangunan yang rusak serta apa yang tampak seperti bagian drone yang rusak.

Serangan drone itu terjadi tiga hari setelah koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi yang terkait dengan Iran itu, mengatakan telah berhenti melakukan serangan di Yaman untuk membuka jalan bagi penyelesaian damai.

De-eskalasi ditujukan untuk “mempersiapkan landasan politik untuk proses perdamaian di Yaman”, kata juru bicara koalisi Saudi, Turki al-Maliki kepada televisi pemerintah Saudi pekan lalu.

Namun, tak lama setelah komentarnya, media pemerintah Yaman melaporkan bahwa setidaknya delapan warga sipil tewas dan 27 orang lainnya terluka dalam serangan di kota Marib, Yaman utara.

Houthi telah memimpin serangan selama berbulan-bulan untuk merebut Marib dan ladang minyak di sekitarnya — kantong penting terakhir dari wilayah yang dikuasai pemerintah di Yaman utara.

Sumber pemerintah mengatakan, awal bulan ini, pejabat Oman mengunjungi Sanaa, ibu kota Yaman untuk mencoba meyakinkan pemberontak Houthi untuk menerima gencatan senjata.

Upaya untuk mengamankan perdamaian di Yaman datang setelah Arab Saudi dan saingan regionalnya, Iran memulai kembali pembicaraan pada April lalu, dengan pertemuan tingkat tinggi pertama mereka sejak Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran pada 2016.

Arab Saudi memimpin koalisi militer yang melakukan intervensi dalam konflik Yaman pada tahun 2015, untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional.

PBB mengatakan Yaman menderita krisis kemanusiaan terburuk di dunia ketika perang berkecamuk selama bertahun-tahun, dengan puluhan ribu orang tewas, jutaan warga mengungsi dan dua pertiga dari 30 juta penduduknya bergantung pada bantuan.