Perajin Tahu dan Tempe di Sidoarjo Mengeluhkan Naiknya Harga Kedelai

Antar Daerah357 views

Inionline.id – Perajin tahu dan tempe di Sidoarjo mengeluhkan harga bahan baku kedelai impor. Harga kedelai impor di koperasi mencapai Rp 10.800/kg. Sementara di toko eceran harga kedelai Rp 11 rib/kg.

Demi usahanya tetap berjalan, para perajin tahu dan tempe mensiasati dengan cara harganya dinaikkan atau ukuran tahu dan tempe dibuat lebih kecil.

Lukman (45), salah satu perajin tempe asal Jabon Sidoarjo mengaku kenaikan harga kedelai hampir tiap minggu merangkak naik. Dari minggu sebelumnya harga kedelai itu Rp 9.800/kg, tiga hari berikutnya naik kembali menjadi Rp 10.300/kg, sedangkan hari ini harga kedelai mencapai Rp 11 ribu/kg.

“Demi usahanya tetap berjalan harganya tidak dinaikkan, namun untuk mensiasati ukuran tempe dikurangi,” kata Lukman saat ditemui di pasar baru Porong, Rabu (2/6/2021).

Lukman menjelaskan, jika harga tempe dinaikkan dirinya takut pelanggannya pindah ke pedagang lain. Karena mencari pelanggan sangat susah, meski semua pembeli mengetahui bahwa ukuran tempe berubah lebih kecil.

Sejumlah Perajin Tahu dan Tempe di Sidoarjo Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

“Semua pembeli mengetahui ukuran tempe berubah. Setelah diberikan penjelasan bahwa harga kedelai naik terus, ya alhamdulillah pembeli menyadari. Tapi kalau harga kedelai itu naik terus, mungkin banyak perajin ini bangkrut. Karena saat harga kedelai naik perajin tidak mendapat untung,” jelas Lukman.

Hal senada diungkapkan Farid (51), salah satu perajin tahu asal Desa Sepande Kecamatan Candi. Dia mengatakan, agar tidak merugi saat harga kedelai mahal. Harga tahu dinaikkan yang sebelumnya harga tahu per kotak Rp 30 ribu, kini dinaikkan menjadi Rp 33 ribu per kotak.

“Untuk perajin tahu tidak bisa mengurangi ukuran tahu, jalan satu-satunya harga tahu dinaikkan,” kata Farid.

Farid mengharapkan, harga kedelai saat ini mencapai Rp 11 ribu/kg, pihaknya mewakili perajin tahu Sidoarjo bahwa harga kedelai sesegera mungkin turun. Agar perajin tahu bisa berproduksi terus, namun bila harga kedelai naik dikhawatirkan banyak perajin tutup.

“Dengan harga kedelai Rp 11 ribu, semua perajin tahu tidak mendapat untung, karena harus membayar karyawan. Setiap hari memproduksi tahu menghabiskan kedelai hampir satu kwintal,” ujar Farid.

“Kami mengharapkan pemerintah membantu para perajin tahu dan tempe, agar harga kedelai turun. Kami berharap harga ideal kedelai bisa seperti 3 tahun yang lalu kisaran Rp 7.500,” tandasnya.