KPAI Usulkan Pembukaan Sekolah Ditunda

Pendidikan057 views

Inionline.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merekomendasikan agar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dihentikan sementara. Khususnya, di daerah yang angka positivity ratenya di atas 5 persen.

“KPAI juga mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah menunda pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru 2021/2022 yang dimulai pada 12 Juli 2021,” kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti, melalui keterangan tertulis, Senin, 21 Juni 2021.

Rekomendasi ini disampaikan menyusul situasi pandemi covid-19 yang tengah meroket. Retno mengatakan, positivity rate di sejumlah daerah di atas 5 persen, bahkan ada yang mencapai 17 persen.

“Kondisi ini sangat tidak aman untuk buka sekolah tatap muka,” ujarnya.

Retno memaparkan, belakangan anak-anak yang terinfeksi covid-19 juga sangat tinggi, mencapai 12,5 persen. Ketiadaan ruang ICU bagi pasien covid usia anak mengakibatkan banyak anak meninggal akibat covid, sehingga angka kematian anak  akibat covid-19 di Indonesia sudah tertinggi di dunia.

Satgas Covid-19 mencatat kasus konfirmasi positif secara nasional bertambah 13.737 pada Minggu, 20 Juni 2021. Total kasus positif Covid-19 di Indonesia pun menjadi 1.989.909 kasus.

“Dari angka tersebut, 12,5 persen yang terinfeksi covid-19 adalah usia anak. Adapun angka kematian anak akibat covid-19 di Indonesia sudah tertinggi di dunia, padahal sekolah tatap muka belum mulai di buka secara serentak,” ungkapnya.

Ia menambahkan, angka keterisian tempat tidur atau BOR di rumah sakit juga kritis. BOR di sejumlah provinsi Pulau Jawa berada di atas ambang batas organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar 60 persen.

Seperti Jakarta telah mencapai 84 persen, Jawa Barat 81 persen, Banten 79 persen, Jawa Tengah 79 persen, dan Yogyakarta 74 persen. Sementara di Wisma Atlet, sisa tempat tidur untuk pasien covid-19 sebanyak 1.352 unit dari total 7.394.

Ia menyebut, ada sepuluh provinsi di Indonesia dengan prevalensi tertinggi, per 20 Juni 2021, yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, D.I Yogjakarta, Bangka Belitung, Bali, Kepulauan Riau, Papua Barat, Riau, dan Sumatra Barat. DKI Jakarta mencatat jumlah tertinggi sebanyak 5.582 kasus.