Kehadiran Vaksin Batch 14 Diyakini Mendukung Perluasan Vaksinasi

Berita057 views

Inionline.id – Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin tahap ke-14 dalam bentuk bahan baku bulk sebagai upaya menangani pandemi Covid-19 pada Senin (31/5). Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, 8 juta dosis vaksin Sinovac yang baru tiba menjadikan jumlah vaksin yang dimiliki pemerintah sebesar 91,9 juta dosis.

Dengan demikian, Indonesia memiliki 81,5 juta dosis dalam bentuk bulk. Bio Farma disebut telah memproduksi 65,5 juta dosis dari bahan tersebut. Erick memberi estimasi, Indonesia akan memproduksi total 75,9 juta dosis dari keseluruhan bahan.

“Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini Indonesia sudah memiliki 75,9 juta vaksin, di mana kalau satu rakyat Indonesia mempergunakan dua dosis berarti cukup untuk 37,5 juta rakyat Indonesia,” ujar Erick.

Erick pun kembali mendorong peningkatan jumlah penyelenggaraan vaksinasi. Hingga Minggu (30/5), pemerintah tercatat telah memberikan 26,9 juta dosis pada tahap vaksinasi I dan II. Meski capaian itu termasuk tinggi untuk negara Asia Tenggara, namun cakupan vaksinasi Indonesia masih belum setara negara-negara seperti China dan Amerika Serikat.

“Kita tahu dengan vaksinasi membantu kita mencegah penularan dan kematian akibat Covid-19. Di sisi ekonomi vaksinasi juga akan mempercepat pemulihan ekonomi. Pemerintah sejak awal konsisten dengan program Indonesia sehat, Indonesia bekerja, Indonesia tumbuh,” katanya.

Lebih lanjut, Erick mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan demi mencapai kekebalan kelompok yang berkelanjutan. Dengan demikian, didukung perluasan cakupan vaksinasi, perekonomian Indonesia diprediksi dapat kembali pulih.

Tak sampai di sana, Kementerian BUMN terus memaksimalkan upaya menghadirkan vaksin Merah Putih lewat kerja sama dengan lima universitas dan dua lembaga penelitian. Erick menyatakan, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak daripada hanya bergantung pada impor.

Sementara Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memperkirakan, ketersediaan vaksin saat ini dapat mencukupi 25 sampai 30 juta dosis.

“Ini sebuah kabar gembira bagi kita semua karena artinya kita dapat
meningkatkan upaya penyuntikan menjadi 1 juta dosis per hari sehingga kita dapat mempercepat program vaksinasi dan mengejar kekebalan kelompok. Selain itu, jumlah vaksin yang kita miliki saat ini mendukung pemerintah untuk memperluas sasaran vaksinasi terutama pada kelompok rentan dan usia pralansia 50 tahun ke atas,” tuturnya.

Nadia menambahkan, sebagai kelompok yang memiliki risiko kesakitan dan kematian lebih tinggi, lanjut usia (lansia) dan pralansia perlu diprioritaskan.