Jabar Menyiapkan 2.400 Bed Tambahan Atasi Lonjakan Covid-19

Berita057 views

Inionline.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pemprov Jabar tengah menyiapkan 2.400 tempat tidur tambahan di rumah sakit untuk pasien Covid-19. Rencana penambahan tempat tidur tersebut dikarenakan saat ini dari 382 rumah sakit di Jabar sedang mengalami lonjakan pasien dan petugas medis kewalahan.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menjelaskan tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) yang sedang hangat dibicarakan publik.

“Yang sekarang terjadi itu jatah tempat tidur untuk Covid-19 memang mendekati 100 persen, namun bukan dari total seluruh jumlah tempat tidur di RS tersebut. Misalnya, dari 500 bed, jatah Covid-nya 20 persen berarti kan 100 tempat tidur. Nah kalau 100-nya kepake itu baru 100 persen. Tapi bukan 100 persen dari 500,” kata dia saat mengunjungi RSUD Al-Ihsan dan RSUD Otto Iskandardinata di Kabupaten Bandung, Sabtu (19/6).

Maka dari itu, Emil bersama Satgas Covid-19 Jabar mengantisipasi dengan menambah setiap rumah sakit yang mengalami peningkatan keterisian tempat tidurnya. Dari 382 rumah sakit rujukan, tingkat keterisian memang terus meningkat.

“Sehingga pada tahap sekarang sesuai prosedur kedaruratan Covid-19, Pemerintah Provinsi Jabar menambahi dari yang rata-rata 20 persen menjadi 30 persen. Nah bahasa singkatnya, sedang dipersiapkan 2.400 tempat tidur baru,” ujarnya.

Mantan Wali Kota Bandung ini mengapresiasi penanganan yang dilakukan RSUD Al-Ihsan yang memanfaatkan gedung perawatan anak untuk dijadikan sebagai tempat pasien Covid-19.

“Sehingga Al-Ihsan yang hari ini jatah bed Covid-nya sudah penuh 100 persen ditambahi 50 kurang lebih, maka masih ada yang dapat digunakan. Apabila masih kurang lagi nanti kita pikirkan lagi,” tuturnya.

Apabila setiap rumah sakit mengalami peningkatan keterisian tempat tidur, walaupun sudah dinaikkan menjadi 40 persen, maka Jabar akan siapkan rumah sakit darurat guna mengantisipasi lonjakan tersebut.

“Jadi urutannya adalah dari 20 persen yang dialokasikan sekarang kebijakannya dinaikkan menjadi 30 persen. Kalau masih kurang dinaikkan lagi ke 40 persen. Sampai betul-betul tidak memungkinkan barulah masuk ke tahap berikutnya yaitu membuat rumah sakit darurat,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Emil akan memanfaatkan gedung baru RSUD Otto Iskandardinata yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung untuk dijadikan tempat perawatan pasien Covid-19.

“Memang awal rencananya yang Covid-19 di rumah sakit lama di Soreang, rumah sakit umum Soreang pindah ke sini (RSUD Otista). Tapi mengingat urgensi waktu tinggal dua minggu menurut statistik kedaruratan ini saya menyarankan ke bupati agar ini langsung saja untuk pasien Covid-19,” katanya.

Adapun fasilitas yang tersedia di RS baru tersebut, menurut Emil sangat memadai. Sudah ada fasilitas kasur untuk tempat tidur pasien, ruangannya pun masih bersih.

“Karena rumah sakit baru tentu fasilitas kasur sudah ada, bed-nya memadai, tinggal alat kesehatan yang berhubungan. Covid-19 ini rata-rata tidak terlalu membutuhkan alat khusus terkecuali kelompok yang masuk ICU yang nanti akan ada tambahan dari Pemprov akan mengupayakan SDM sementara di gedung baru ini,” kata dia.

Pemprov Jabar pun, kata Emil, telah bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di RS yang rujukan pasien Covid-19 dan juga RS baru di Soreang.

“Kemarin kita sempat memberhentikan 500 relawan nakes karena pas salat Idul Fitri itu keterisian rumah sakit se-Jabar hanya 29 persen. Maka relawan-relawannya kami pulangkan dulu. Nah sekarang kita panggil lagi karena memang kondisinya seperti ini,” kata dia.