Bandung Tak Buru-buru Menggelar Belajar Tatap Muka di Sekolah

Pendidikan257 views

Inionline.id – Pemerintah Kota Bandung tidak akan terburu-buru menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Musababnya, dinamika kasus Covid-19 masih mengalami tren kenaikan dan dikhawatirkan akan menjadi potensi penularan kepada siswa.

Jelang PTM pada Juli nanti, sejumlah sekolah di Kota Bandung pun mulai melakukan simulasi dengan melibatkan siswa dalam jumlah terbatas, Senin (7/6). Salah satu sekolah yang disambangi oleh Pemkot Bandung adalah SD Santo Yusup 2 di Jalan Jawa.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menyebutkan dari 21 siswa yang diminta hadir ternyata hanya ada tiga siswa saja yang mengisi ruangan. Sedangkan 18 orang lainnya memilih tidak masuk PTM terbatas.

“Sisanya memang orang tua belum mengizinkan. Jadi memang tidak ada unsur paksaan (dalam PTM),” kata Ema.

Ema mengatakan dalam PTM terbatas ini siswa juga tidak boleh berada di sekolah terlalu lama. Mereka hanya mendapat dua mata pelajaran dalam waktu yang singkat. Hal ini dilakukan untuk memberi jatah siswa lain ikut dalam PTM terbatas dengan menerapkan sistem sif.

“Makanya rata-rata ini hanya 30 persen dari kapasitas. Sehingga nanti sistemnya per sif (untuk sekolah),” ujarnya.

Ema menjelaskan, ada 330 sekolah yang melakukan simulasi PTM terbatas pada hari ini. Berbagai aspek yang disyaratkan kepada sekolah dicek untuk melihat seberapa memungkinkan pihak sekolah menggelar PTM dengan menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

“Untuk di sekolah ini (Santo Yusup) kami lihat sudah baik. Tenaga pendidik pun sudah paham dan fasih. Anak-anak pun sudah tahu harus membawa apa, misalnya makanan sendiri hingga hand sanitizer,” tuturnya.

Ema menuturkan, saat ini masih ada orang tua yang belum mengizinkan anaknya untuk belajar di sekolah secara langsung. Salah satu faktornya, ada kasus Covid-19 di lingkungan siswa dan orang tua tinggal.

Ema mengakui bahwa saat ini kasus Covid-19 di Kota Bandung mengalami kenaikan. Tercatat pula terjadi kenaikan bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan dengan angka mencapai 79,9 persen.

Terkait dengan angka kasus yang kembali melonjak, Ema menyatakan hal itu akan jadi faktor penentu dalam pelaksanaan PTM. Dalam seminggu ke depan pihaknya bakal melakukan evaluasi terkait dengan kesiapan sekolah dan kondisi pandemi di Bandung.

“Bisa jadi itu ditunda lagi PTM. Makanya masalah kasus ini masalah dinamika. Kalau misalnya dalam seminggu ini dan nanti dalam rapat Jumat saya menyatakan kalau sekolah secara prinsip siap. Tetapi dinamika pandemi ini sangat mengkhawatirkan, maka saya akan memberikan masukan bahwa ini akan ditunda karena bagaimanapun juga tetap semuanya bersepakat bahwa keselamatan manusia itu lebih penting,” kata Ema.

“Toh kalau itu tidak dilaksanakan (PTM) sekarang pun pembelajaran tetap berjalan. Tadi saya menyaksikan dan yang namanya online itu sudah kebiasaan dan mudah-mudahan itu tidak berpengaruh pada sisi kualitas,” cetus Ema.