28 Pesawat Militer China Memasuki Wilayah Taiwan

Internasional057 views

Inionline.id – Sebanyak dua puluh delapan pesawat Angkatan Udara China, termasuk pesawat tempur dan pesawat pengebom berkemampuan nuklir, memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan pada Selasa (15/6) waktu setempat.

Demikian disampaikan pemerintah Taiwan seperti diberitakan, Rabu (16/6/2021).

Ini merupakan penyusupan terbesar China ke Taiwan sejauh ini.

Belum ada komentar langsung dari Beijing mengenai insiden ini. Namun, aksi militer China ini muncul setelah para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Minggu (13/6) yang menegur China atas serangkaian masalah dan menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Taiwan yang diklaim oleh China, telah mengeluh selama beberapa bulan terakhir tentang misi berulang oleh Angkatan Udara China di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut, yang terkonsentrasi di bagian barat daya zona pertahanan udaranya di dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, misi China terbaru ini melibatkan 14 pesawat tempur J-16 dan enam J-11, serta empat pesawat pengebom H-6, yang dapat membawa senjata nuklir dan pesawat peringatan dini dan anti-kapal selam.

Itu adalah penyusupan harian terbesar sejak kementerian Taiwan mulai secara teratur melaporkan kegiatan Angkatan Udara China di ADIZ Taiwan tahun lalu, memecahkan rekor sebelumnya dari 25 pesawat yang dilaporkan pada 12 April.

Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan bahwa pesawat-pesawat tempur Taiwan dikirim untuk mencegat dan memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal juga dikerahkan untuk memantau mereka.

Pesawat-pesawat China tidak hanya terbang di daerah yang dekat dengan Kepulauan Pratas, tetapi pesawat-pesawat pembom dan beberapa pesawat tempur terbang di sekitar bagian selatan Taiwan dekat dengan ujung bawah pulau itu.

Kementerian Pertahanan China tidak menanggapi permintaan komentar.

China sebelumnya telah menyebut misi seperti itu diperlukan untuk melindungi kedaulatan negara dan menangani “kolusi” antara Taipei dan Washington.

China menganggap Taiwan sebagai masalah teritorialnya yang paling sensitif dan garis merah yang tidak boleh dilewati Amerika Serikat. China telah menegaskan Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang melepaskan diri, yang suatu saat akan kembali ke dalam kekuasaan China, bahkan jika perlu dengan kekerasan.