14 Warga Palestina Ditangkap Usai Terjadi Keributan di Yerusalem

Internasional057 views

Inionline.id – Sedikitnya 14 warga Palestina ditangkap usai terjadi keributan di Yerusalem. Keributan itu pecah setelah seorang anggota parlemen Israel menggelar konferensi pers mengecam pembatasan terhadap pawai kontroversial oleh kelompok nasionalis Yahudi, pekan depan.

Jumat (11/6/2021), otoritas Israel sebelumnya mengizinkan digelarnya Pawai Bendera oleh kelompok nasionalis Yahudi pada 15 Juni mendatang jika rutenya diubah. Pawai itu dijadwalkan akan digelar di Yerusalem Timur dan melewati titik-titik rawan konflik.

Keributan pecah pada Kamis (10/6) waktu setempat, setelah anggota parlemen Israel, Itamar Ben-Gvir, dari aliran sayap kanan ekstrem berbicara di luar Gerbang Damaskus, Kota Tua, Yerusalem. Area itu diketahui menjadi lokasi bentrokan berdarah antara warga Palestina dan polisi Israel bulan lalu.

Kepolisian Israel menuduh Ben-Gvir menghasut kerusuhan di Yerusalem dengan pernyataannya mengecam pembatasan pawai bendera itu.

“Polisi membubarkan ratusan demonstran di Gerbang Damaskus, beberapa dari mereka telah mengganggu ketertiban umum,” demikian pernyataan kepolisian setempat.

Polisi diketahui melarang Ben-Gvir untuk masuk ke wilayah Kota Tua. “Memutuskan bahwa seorang anggota parlemen Israel tidak bisa bebas berkeliaran di Kota Tua, Yerusalem, sama saja menawarkan kemenangan kepada Hamas,” ucap Ben-Gvir dalam pernyataannya.

Penyelenggara pawai bendera yang kontroversial itu menyebut acara tersebut sebagai aksi rutin untuk menunjukkan kebebasan berekspresi. Namun banyak pengkritik khawatir acara itu semakin mengobarkan ketegangan yang tinggi.

Kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza, sebelumnya mengancam bahwa konflik akan kembali pecah jika pawai itu tetap digelar di Yerusalem, terutama jika melewati kompleks Masjid al-Aqsa.

Pernyataan Ben-Gvir itu disampaikan tepat sebulan setelah Hamas menembakkan serentetan roket ke wilayah Israel, sebagai wujud solidaritas untuk warga Palestina di Yerusalem Timur yang bulan lalu terlibat bentrokan dengan polisi Israel.

Serangan roket Hamas itu menuai balasan serangan udara dari Israel, yang meluas menjadi pertempuran berdarah selama 11 hari. Pertempuran itu diakhiri gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai 21 Mei lalu, yang masih bertahan hingga kini.