Tetap Memakai Masker Meski Sudah Vaksin Covid-19

Kesehatan057 views

Inionline.id – Vaksinasi covid-19 yang sudah memasuki gelombang ketiga, namun, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D mengatakan hingga saat ini tidak ada vaksin yang efektif untuk menangkal virus covid-19. Meski beberapa klaim vaksin buatan Amerika bisa mencegah penularan namun masker merupakan cara paling efektif melindungi diri sendiri dan orang lain.

“Masker adalah vaksin terbaik, murah, mudah dipakai dan terbukti bisa mencegah penularan,” jelasnya di webinar Diaspora dan Gerakan Pakai Masker, seperti dikutip dari Liputan6.com.

Pandu mengatakan, sejak adanya pandemi Flu Spanyol 102 tahun yang lalu, masker terbukti paling efektif dalam mencegah penularan virus. Untuk itu, ia menekankan untuk tetap menggunakan masker meskipun sudah banyak orang yang divaksin.

“Walau sudah divaksinasi tetap harus pakai masker. Karena masker efektif juga menekan penularan melalui droplet atau airbone,” paparnya.

Prof. Pandu menerangkan, pola mobilitas rang Indonesia tinggi sejak sebelum Ramadan. Pandu melihat kemungkinan euforia sejumlah kalangan yang mendapatkan vaksinasi namun mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, kata dia, beberapa kota kinerjanya masih belum baik dalam mengendalikan pandemi covid-19.

“Sudah terbukti, liburan natal tahun baru luar biasa pergerakan kasus baru (COVID-19) terutama di Jawa-Bali. Apalagi setelah hari raya libur panjang akan terjadi lonjakan kasus,” ujarnya.

Pandu mengatakan, masalah yang ditimbulkan usai lebaran tidak hanya karena larangan mudik, tapi masih banyak dilakukan masyarakat. Tetapi juga tempat wisata banyak yang dibuka, sehingga meningkatkan resiko penularan.

“Pandemi ini nyata. Namun yang terjadi vaksinasi dilakukan bukan untuk pengendalian pandemi tapi untuk pemulihan ekonomi. Para pengambil kebijakan malah menghitung alokasi vaksin untuk mencapai herd immunity yang tidak mungkin tercapai. Bagaimana mau mencapai 85 persen herd immunity, Indonesia tidak punya pabrik vaksin, wilayahnya juga luas. Jadi 40 persen saja mengendalikan pandemi ini yang jadi masalah. Sehingga vaksin itu bukan satu-satunya cara. Pakai masker,” pungkasnya.