Pemda Jabar Mengimbau Perajin Tahu Kerek Harga daripada Mogok

Ekonomi057 views

Inionline.id – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat (Jabar) menilai opsi menaikkan harga tahu dan tempe bisa menjadi solusi jangka pendek yang bisa diambil oleh perajin ketimbang mogok produksi. Hal itu boleh dilakukan sembari menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Barat Eem Sujaemah mengatakan solusi dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) kepada produsen adalah menaikkan harga jual maksimal 30 persen alih-alih mogok.

“Kalau tahu tempe naik 30 persen, itu tidak akan jadi masalah. Secara organisasi, Gakoptindo tidak menyarankan libur produksi, kalau dia mogok implikasinya malah akan lebih banyak,” kata Eem di Bandung, Kamis (27/5/2021).

Pihaknya juga memastikan bahwa, berdasarkan informasi yang didapat dari Gakoptindo, tidak ada perintah agar produsen tempe dan tahu melakukan mogok produksi.

“Mungkin ada yang mogok tapi tidak semuanya. Pemerintah tidak tinggal diam kok,” ujarnya.

Eem mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak mengantisipasi penghentian produksi tempe tahu oleh produsen akibat tingginya harga kedelai impor.

Dia menjelaskan, sejak Januari 2021 lalu, Disperindag bersama Satgas Pangan, Dinas Ketahan Pangan dan Peternakan, serta Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menggelar operasi pasar sesuai arahan Kementerian Perdagangan dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

Dinas bersama Satgas, kata dia, telah berupaya untuk menahan tren kenaikan yang sudah terlihat sejak Desember 2020. Namun, operasi pasar ternyata tidak menutupi kebutuhan yang terus meningkat, sementara pasokan kedelai impor semakin susut.

“Berdasarkan keterangan Kementerian Perdagangan importir lagi susah, Amerika sebagai importir lagi banyak permintaan. Kedelai di kita ada, tidak langka namun harganya mencapai Rp10.500-Rp10.700 per kilogram,” tuturnya.

Menurut Eem, kedelai berbeda dengan komoditas lain mengingat masih mengandalkan impor. Masalah ini tidak hanya terjadi di Jabar, melainkan terjadi di seluruh Indonesia.

“Disperindag masih menunggu arahan dan kebijakan teknis dari Kementerian Perdagangan dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian terkait solusi agar kedelai tidak langka,” kata Eem.

Sebelumnya, perajin tahu tempe di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) mengancam mogok produksi pada 28-30 Mei 2021. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai.

“Kalau misal berhenti (produksi), kasihan produsen yang kecil-kecil. Kalau ada yang mau berhenti silakan berhenti, memang ada rencana dari beberapa kawan yang mau berhenti pada tanggal 28 – 30 Mei,” ujar Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Asep Nurdin, Rabu (26/5).