Inionline.id – Sebanyak 18 juta orang diperkirakan tetap ingin mudik sekalipun 
pemerintah telah memberlakukan larangan mudik. Lebih dari 20 persen di antaranya memiliki tujuan mudik ke Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, masyarakat tidak diperbolehkan mudik. Ia memastikan pihaknya melakukan penyekatan tidak hanya di jalan besar, namun juga jalan-jalan kecil yang biasa disebut jalan tikus. Hal ini juga sejalan dengan visi #KesehatanPulihEkonomiBangkit yang tengah digiatkan.
“Tidak ada mudik, tidak boleh curi-curi mudik sebelum tanggal libur maupun setelah Idul Fitri,” kata Ridwan, mengutip saluran YouTube Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Senin (10/5).
Penyekatan dipastikan berlaku bagi siapapun tanpa dispensasi, kecuali tugas negara dan tugas kedinasan. Ridwan meminta masyarakat menahan diri menemui keluarga dan kerabat di kampung halaman demi pengendalian kasus Covid-19 yang lebih baik.
Pesan senada dilontarkan oleh para kepala daerah di Jabar, misalnya Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika dan Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih yang mengimbau seluruh masyarakat Kota Banjar agar tahun ini tidak mudik.
“Saya yakin akan ada waktu yang tepat kita dapat kembali berkumpul bersama keluarga tanpa adanya kekhawatiran,” kata Sukaesih.
Sementara, Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan bahwa saling mendoakan dan memaafkan saat silaturahmi Idul Fitri tetap bisa dilakukan tanpa harus bertemu fisik. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, mudik sebaiknya ditunda demi kebaikan diri sendiri dan keluarga di kampung halaman.
“Mari kita raih kemenangan di hari yang fitri, juga kemenangan melawan pandemi,” ungkap Rahmat.
