Ledakan Bom di Myanmar, Menewaskan 5 Orang Termasuk Anggota Parlemen

Internasional057 views

Inionline.id – Ledakan yang berasal dari sebuah bom parsel menewaskan lima orang di Myanmar. Korban tewas termasuk seorang anggota parlemen setempat yang telah dilengserkan saat kudeta dan tiga polisi yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil menentang junta militer Myanmar.

Selasa (4/5/2021), sejak pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi dilengserkan kudeta pada 1 Februari lalu, Myanmar dilanda sejumlah ledakan kecil di berbagai area permukiman, dan terkadang menargetkan kantor pemerintah atau fasilitas militer.

Laporan media lokal, Myanmar Now, yang mengutip keterangan warga menyebut ledakan terbaru terjadi di sebuah desa yang ada di wilayah Bago Barat pada Senin (3/5) sore, sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

Media lokal melaporkan bahwa tiga ledakan terjadi ketika setidaknya satu bom parsel meledak di salah satu rumah yang ada di desa tersebut. Ledakan itu menewaskan seorang anggota parlemen daerah dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang menaungi Suu Kyi, tiga polisi dan seorang warga setempat.

Seorang polisi lainnya mengalami luka parah setelah lengannya terputus akibat ledakan tersebut. Sang polisi telah dilarikan ke rumah sakit dan kini tengah menjalani perawatan medis.

Media lokal, Khit Thit Media, juga melaporkan ledakan tersebut dengan mengutip seorang pejabat NLD di wilayah tersebut yang enggan disebut namanya. Belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas ledakan bom ini.

Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen laporan tersebut. Juru bicara militer Myanmar belum memberikan komentar resminya.

Tindak kekerasan semakin meluas sejak kudeta dilancarkan militer, dengan ratusan orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar yang berupaya meredam unjuk rasa antikudeta di berbagai wilayah. Kelompok etnis bersenjata yang mendukung demonstran antikudeta, meningkatkan serangan terhadap militer Myanmar.

Pada Senin (3/5) waktu setempat, kelompok pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter militer.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik dalam laporan terbaru menyebut militer Myanmar telah menewaskan sedikitnya 766 demonstran sejak kudeta terjadi. Junta militer Myanmar memiliki data tersendiri dengan menyebut sedikitnya 24 tentara tewas dalam unjuk rasa yang diwarnai bentrok.