Arab Saudi-UEA-Oman Menolak Rencana Israel Gusur Warga Palestina

Internasional157 views

Inionline.id – Penolakan tegas disampaikan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman, terhadap rencana Israel untuk menggusur sejumlah keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem, khususnya Sheikh Jarrah, yang memicu bentrokan berdarah beberapa waktu terakhir.

Senin (10/5/2021), rencana penggusuran keluarga Palestina di Sheikh Jarrah memicu aksi protes warga Palestina yang berkumpul di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5) pekan lalu, yang berujung bentrokan dengan polisi Israel.

Bentrokan berlanjut di beberapa lokasi lainnya di Yerusalem hingga Minggu (9/5) malam waktu setempat. Ratusan warga Palestina dan sejumlah polisi Israel dilaporkan luka-luka dalam bentrokan tersebut.

“Arab Saudi menolak rencana dan langkah Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem dan menerapkan kedaulatan Israel atas mereka,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.

UEA yang baru saja menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu, menyatakan ‘kecaman keras’ atas rencana penggusuran tersebut.

Menteri Luar Negeri UEA, Khalifa Al-Marar, mendorong otoritas Israel ‘memikul tanggung jawab mereka — sesuai dengan hukum internasional — untuk memberikan perlindungan yang diperlukan bagi hak-hak warga sipil Palestina untuk menjalankan agama mereka, dan untuk mencegah praktik yang melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa yang suci’.

Dalam pernyataan terpisah, Oman juga menyampaikan penolakan atas kebijakan dan prosedur untuk menggusur warga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem.

“Menegaskan posisinya teguh dalam mendukung hak yang sah untuk membentuk negara Palestina yang merdeka di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” demikian penegasan Kesultanan Oman dalam pernyataannya.

Diketahui bahwa dalam bentrokan pada Jumat (7/5) lalu, polisi Israel menembakkan peluru karet, gas air mata dan granat kejut kepada warga Palestina yang ada di dalam Masjid Al-Aqsa.

Usai bentrokan itu, polisi Israel memasang barikade di dekat desa Abu Ghish, tepatnya pada ruas jalan utama menuju Yerusalem untuk menghentikan bus-bus yang membawa warga Palestina menuju Masjid Al-Aqsa. Bentrokan kembali pecah dan polisi menembakkan granat kejut.

Saat warga Palestina memilih meninggalkan bus mereka dan berjalan kaki sejauh 20 kilometer menuju Masjid Al-Aqsa, sejumlah warga lokal datang menjemput dengan mobil-mobil pribadi mereka.

Pada Minggu (9/5) waktu setempat, Yordania mendesak Israel untuk menghentikan serangan ‘barbar’ terhadap jemaah Masjid Al-Aqsa. “Apa yang dilakukan polisi dan pasukan khusus Israel, mulai dari melakukan pelanggaran terhadap masjid hingga menyerang jemaah, merupakan (perilaku) barbar yang ditolak dan dikecam,” tegas pemerintahan Yordania dalam pernyataannya.

Dewan Wakaf, Yordania, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan negara-negara Arab beramai-ramai mengecam tindak kekerasan di Yerusalem.

Sementara itu, sengketa tanah di Sheikh Jarrah antara keluarga Palestina dan pemukim Yahudi telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sengketa semakin panas setelah awal tahun ini, sebuah pengadilan distrik Yerusalem menjatuhkan putusan yang menguntungkan para pemukim Yahudi yang mengklaim tanah-tanah di Sheikh Jarrah, yang sekarang menjadi tempat tinggal bagi 30 keluarga Palestina — dari yang tadinya hanya empat keluarga Palestina.